JAKARTA – Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menggelar International Ethnic Music Festival untuk mengapresiasi musisi tradisi di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 7-8 November 2022.
“Kami memberi ruang (untuk musik etnik) dan semoga ini bisa membangkitkan gairah generasi berikut untuk terus menghargai musik tradisi karena itu kekayaan yang kita punya,” kata Azfansadra Karim dari Komite Musik DKJ dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (7/11/2022).
Konferensi pers International Ethnic Music Festival 2022 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (7/11/2022). (Foto: Antara/Nanien Yuniar)
Perhelatan ketiga, yang dulunya bernama Etno Musik Festival, tahun ini melibatkan para pemusik tradisi dari luar negeri. International Ethnic Music Festival merupakan program yang dibuat untuk menciptakan ruang apresiasi secara luas bagi para pemusik tradisional baik di nusantara maupun dunia.
Selain menyediakan ruang apresiasi baru, festival ini diharapkan bisa mendorong terjadinya dialog antar musisi tradisional di tengah zaman yang terus berubah, sehingga memunculkan gagasan-gagasan yang inovatif dalam pelestarian dan pengembangan musik tradisional, agar terus relevan dengan pendengar musik sekarang yang umumnya kaum muda.
Dengan demikian, musisi-musisi tradisional bisa terus beregenerasi dan musik tradisional sendiri, tak hanya menjadi warisan leluhur yang tinggal menunggu waktu kepunahannya. Kemunculan generasi baru yang hidup dalam peradaban digital memberikan peluang terciptanya pemetaan kembali musik tradisional melalui media-media baru.
Dalam International Ethnic Music Festival 2022, akan ada dua sesi diskusi mengenai pengembangan dan pelestarian musik tradisi. Pertama, diskusi tentang ekosistem musik tradisional di Indonesia, yang diisi oleh Jabatin Bangun (etnomusikolog dari Institut Kesenian Jakarta), Gilang Ramadhan (musisi), dan Nyak Ina Raseuki (musisi).
Kedua, diskusi mengenai penciptaan karya musik baru berbasis tradisi yang akan diisi oleh Rino Dezapaty (musisi tradisional), Hery Budiawan (musikolog dari Universitas Negeri Jakarta), dan Boo Boo Sianturi (musisi).
Selain itu, akan ada penampilan enam musisi tradisi dari dalam dan luar negeri, yakni Rapai Pase (Aceh), Timur Jauh (Ternate), Riau Rhythm (Riau), Kadapat (Bali), Sinar Baru (Tangerang), dan Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo (Meksiko) yang nantinya secara khusus akan mengisi sesi masterclass tentang musik dan tari Amerika Latin. (ant)