JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) bersama Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) akan menggelar pameran akbar bertajuk INABUYER B2B2G Expo 2023 pada 5-6 Juli 2023. Pameran ini untuk mendorong rantai pasok nasional yang kuat dengan menjalin kemitraan usaha besar, BUMN dan UMKM.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, perlu dukungan peran dari usaha besar dan BUMN untuk bermitra dengan usaha mikro dan kecil, mewujudkan rantai pasok nasional yang kuat, mengoptimalkan belanja produk dalam negeri, agar ekonomi kita bisa kokoh dan berkelanjutan,” ucap Deputi Bidang UKM (KemenkopUKM) Hanung Harimba Rachman, Rabu (15/3/2023).
INABUYER B2B2G Expo 2023 yang digelar di Gedung Smesco Jakarta tersebut akan menghadirkan para buyer, merchandising, procurement, purchasing, pembelian, pengadaan barang dan jasa baik dari sektor swasta maupun pemerintah.
Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) Hanung Harimba Rachman pada acara Sosialisasi INABUYER B2B2G Expo 2023, di Jakarta, Rabu (15/3/2022). (Foto: Antara/KemenKopUKM)
Para pelaku UKM yang terlibat beragam mulai dari sektor makanan minuman, pakaian, tas sepatu, dan aksesori, furnitur, perlengkapan rumah, tekstil dan produk tekstil, elektronik, jasa, olahraga, mesin, hingga otomotif.
“Saya mengharapkan kemitraan ini tercipta pada level yang sama, menguntungkan kedua belah pihak, memberikan peluang bagi UKM untuk masuk pada rantai pasok utama, tidak terbatas pada suplai bahan pendukung, serta memberikan transfer teknologi dan pendampingan kualitas produk UKM,” kata Hanung.
Hanung menambahkan, alokasi belanja pemerintah bagi UMKM ditargetkan sebesar Rp 500 triliun pada tahun ini dan diharapkan dapat dioptimalkan oleh para pelaku UMKM. Kemitraan UMKM dengan usaha besar atau BUMN terus dilakukan. Saat ini, UMKM bahkan telah bekerja sama dengan 17 BUMN dan 2 usaha besar.
Sementara, Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah menjelaskan, pameran tersebut merupakan dukungan nyata dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) sekaligus mendorong program belanja barang/jasa pemerintah untuk produk UMKM dan produk lokal melalui sektor ritel.
Lebih dari itu, untuk memperluas ekosistem pasokan barang lokal, mempertemukan buyer dengan supplier, mengkurasi produk UKM, menjadikan UKM naik kelas, meningkatkan brand awareness terhadap produk lokal, meningkatkan peluang ekspor, dan mendapatkan peluang investasi melalui joint partner/venture.
“Bersama-sama pemerintah dan swasta bergandengan tangan menggerakkan ekonomi dalam negeri agar bergerak dan tetap maju,” tutur Budihardjo.
Pameran tersebut diharapkan mampu mendatangkan 5.000 visitor per hari dengan mengikutsertakan sekitar 50 asosiasi UMKM, hingga lebih 200 buyer dan exhibitor. (ant/en)