SOLO – Festival Payung Indonesia ke-10 digelar di Kota Solo, Jawa Tengah, selama tiga hari, yaitu Jumat (8/9/2023) hingga Minggu (10/9/2023). Festival yang diselenggarakan sejak 2014 itu, akan berlangsung di Balai Kota Solo dan Pasar Gede.
Direktur Festival Payung Indonesia, Heru Mataya mengatakan festival tahun ini bertema Sepayung Bumi, Alam adalah Kita. Pemilihan tema ini berkaitan dengan isu pelestarian alam dan lingkungan. “Tema ini akan mengajak kita semua mencegah perubahan iklim,” ujarnya, Selasa (5/9/2023).
Dia mengatakan festival itu selalu berusaha menempatkan literasi menjadi bagian penting dan diwujudkan dengan peluncuran buku. Tahun ini, festival bakal menerbitkan buku berjudul Sepayung Bumi, Kumpulan Cerpen dan Puisi.
Buku ini merangkum 18 penulis cerpen dan 26 penulis puisi. “Ada penulis-penulis seperti Joko Pinurbo sampai Sujiwo Tejo,” katanya. Pada pelaksanaan ke-9 tahun 2022, Festival Payung menerbitkan buku kumpulan esai berjudul Payung Tradisi Nusantara.
Dia juga menyebut festival tahun ini bakal memfasilitasi anak-anak disabilitas untuk menampilkan kemampuan mereka. Beberapa grup seni seperti Pusat Olah Seni Budaya Mulyo Joyo Enterprise (Surabaya) akan menampilkan penari-penari disabilitas.
Payung-payung yang dipamerkan pada Festival Payung Indonesia 2022 di Solo, pada 2-4 September 2022. (Foto: Antara/Aris Wasita)
Lalu Esaje Sikop dan Kreasi Tuli Indonesia by Akeyla Naraya (Kabupaten Karawang) menampilkan para model disabilitas, serta Studio Koepokoe (Bantul) menampilkan karya seni rupa anak-anak autis.
Selain itu juga terdapat dua remaja putri disabilitas rungu yang bekerja sebagai pembuat payung tradisi di Home Industri Payung Lukis Ngudi Rahayu, Juwiring, Klaten.
Festival ini katanya, juga mengajak seniman-seniman dari berbagai daerah untuk menampilkan karya. Sebanyak 65 grup seni pertunjukan, 8 grup fashion show, dan 33 kelompok UMKM/Komunitas Kreatif menyatakan ingin berpartisipasi.
Komunitas kreatif yang berpartisipasi antara lain dari Sabang, Riau, Bandar Lampung, Banda Aceh, Palembang, Bengkulu Sumba Timur, Medang, Padang Panjang dan kota-kota lain. “Mereka sukarela datang hanya untuk mensukseskan acara ini,” lanjut dia. (en)