PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, Jawa Tengah, mengharapkan pergelaran Jazz Gunung Slamet di Wanawisata Baturraden, Sabtu (11/5/2024) nanti dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Pertunjukan musik di kabupaten ini memasuki tahun kedua, setelah sukses digelar pada 14 Oktober 2023.
“Ajang ini menjadi hal yang menggembirakan bagi kami, Pemerintah Kabupaten Banyumas, bahwa ini semakin memperkokoh, memperkuat penetapan Banyumas sebagai kabupaten kreatif pada 2023,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Setia Rahendara dalam konferensi pers, Selasa (7/5/2024).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) katanya, telah menetapkan Banyumas sebagai kabupaten kreatif untuk unggulan subsektor seni pertunjukan. Karena itu, dia mengharapkan Jazz Gunung Slamet, dapat terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya sehingga melengkapi kalender kegiatan di Banyumas.
Menurut dia, hal itu karena akan memengaruhi sektor-sektor lain yang ada di Banyumas seperti pariwisata, ekonomi kreatif, perhotelan, serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Ia mengatakan bulan ini, banyak kegiatan regional dan nasional yang diselenggarakan di Banyumas sehingga berdampak terhadap okupansi hotel, khususnya di Purwokerto.
“Berdasarkan laporan dari PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Kabupaten Banyumas, okupansi hotel pada bulan Mei meningkat 35 persen dari sebelumnya,” kata Setia.
Sementara itu, Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indyatmono mengatakan Jazz Gunung Slamet menjadi pembuka rangkaian Jazz Gunung Series 2024 yang akan digelar di sejumlah daerah, yakni Jazz Gunung Bromo (Juli), Jazz Gunung Ijen di Banyuwangi (Agustus), dan Jazz Gunung Burangrang di Bandung (September).
Menurut dia, pihaknya memiliki alasan tersendiri untuk menjadikan Jazz Gunung Slamet sebagai pembuka Jazz Gunung Series 2024, karena kegiatan tersebut merupakan pergelaran jazz termuda. Jazz Gunung Slamet digelar pertama kali pada Oktober 2023.
“Tahun kedua itu belum optimal, kalau dibandingkan dengan Jazz Gunung Bromo yang tahun ini memasuki tahun ke-16. Jadi, kami ingin introduction-nya kami lakukan di Banyumas ini,” katanya.
Selain itu, kata dia, dukungan dari Banyumas juga cukup baik dan paling siap untuk menyelenggarakan, sehingga pihaknya menjadikan Jazz Gunung Slamet sebagai pembuka.
Dia mengatakan, pihaknya memiliki komitmen untuk terus bisa menghadirkan pergelaran Jazz Gunung Slamet di Banyumas. “Hadirnya event ini juga diharapkan mampu mendorong perekonomian dan pariwisata Banyumas serta berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran masyarakat untuk merawat keindahan alam,” katanya.
Ia menambahkan selama acara berlangsung, pihaknya berkomitmen untuk menyuarakan kegiatan yang ramah lingkungan dengan mengarahkan pengunjung untuk tidak meninggalkan sampah di area pertunjukan. Menurut dia, pengunjung akan menyaksikan yang telah diciptakan Jazz Gunung sejak awal dalam komitmen terhadap keberlanjutan acara (sustainability event).
“Kami konsisten dan berkomitmen menggunakan elemen-elemen yang ramah lingkungan sebagai properti di ajang Jazz Gunung Series. Misalnya, menggunakan bantal duduk dari hasil daur ulang dan menggunakan instalasi bambu untuk dekorasi panggung,” katanya
Bagas mengatakan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan langkah-langkah untuk mengurangi dampak lingkungan, perlu diimplementasikan secara luas untuk mencapai tujuan keberlanjutan acara.
Salah seorang anggota grup jazz asal Purwokerto “Langthiep & the Boy Friends”, Wisnu Barata mengaku senang karena diajak untuk bergabung dan tampil dalam Jazz Gunung Slamet 2024. “Yang pasti, satu, kebanggaan. Kedua, bisa mengenalkan juga musiknya Langthiep karena kami akan menampilkan beberapa lagu produk kami sendiri,” katanya.
Sebagai satu-satunya grup jazz lokal yang tampil dalam pergelaran musik itu, dia mengharapkan bisa terus bekerja sama dengan Jazz Gunung Indonesia dan ke depan makin banyak komunitas jazz dari anak-anak muda. (ant)