DENPASAR – Event Bali Spirit Festival 2023 kembali digelar pada 4-7 Mei 2023 di Desa Padangtegal, Ubud, Bali. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan bisa meraup Rp 40 miliar dari event tersebut. Pada event tahun lalu, dampak ekonomi event ini bisa meraup Rp 5 miliar per hari.
“Kalau empat hari bisa Rp 20 miliar. Kalau dilihat hadir kira-kira average spending per arrival-nya 1.500 ngomongnya 1,5 juta dolar lebih atau Rp 20 miliar lebih. Jadi, Rp 20 miliar ditambah Rp 5 miliar dari UMKM per harinya. Artinya bisa jadi Rp 40 miliar dampak ekonominya,” jelasnya dalam acara The Weekly Brief with SandiUno, Senin (10/4/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Sandiaga mengucapkan selamat kepada penyelenggara Bali Spirit Festival yang telah berhasil mengelola event tersebut selama 16 tahun. “Mudah-mudahan lebih banyak menarik wisatawan dan membangkitkan desa-desa wisata yang lagi kita kembangkan, karena kalau Ubud sendiri kan sudah dikenal dunia. Tapi, di sekitarnya banyak desa-desa wisata yang bisa kita bangkitkan untuk menopang perekonomian masyarakat,” tambahnya.
Media & Partnership Manager, Dimaz Yogi Fawzi mengatakan pihaknya menargetkan kunjungan sebanyak 2.000 orang selama empat hari pelaksanaan event tersebut. “Target tahun lalu 500 orang dan kami bisa berhasil mendatangkan 1.400 orang. Tahun ini kami menetapkan target lebih 2.000 untuk empat hari,” ucapnya.
Menurutnya, rata-rata rasio perbandingan kunjungan ke Bali Spirit Festival selama ini yakni 70 persen wisatawan asing dan 30 persen wisatawan domestik. “Tapi, kami berharap dengan Kementerian Pariwisata yang juga tengah mencanangkan wellnes tourism (wisata kesehatan), ke depannya, teman-teman di Indonesia mulai rajin melakukan yoga dan pergi ke Ubud untuk healing (penyembuhan),” katanya.
Sementara itu, Co-Founder Bali Spirit Festival, I Made Gunarta menjelaskan event Bali Spirit Festival telah digelar selama 14 kali. Sempat absen selama dua tahun akibat Covid-19. Tema untuk event tahun ini yakni Bersyukur dan Terima Kasih.
“Walaupun core kami yoga, musik, dan dance, tapi sebenarnya kami canangkan untuk bisa menjadi showcase bagi holistic tourism. Jadi semuanya ada. Spiritual ada, makanan juga sehat. Jadi, generasi micin out,” terangnya.
Selain itu, kata Gunarta, nantinya acara seperti pemilahan sampah hingga menanam bambu akan kembali dilaksanakan. “Kami hiring 35 sopir transport untuk shuttle. Dalam keadaan sekarang total ada 135 orang dan belum lagi volunteer yang datang dari luar Bali dan ikut datang secara gratis. Tahun terakhir sebelum pandemi demografi volunteer kami ada dari 60 negara dengan jumlah 300 orang,” jelasnya.
Gunarta menyebut dari pengalaman sebelumnya, rata-rata lama menginap peserta event tersebut mencapai 2-3 Minggu. “Biasanya 70 persen extended di luar festival supaya bisa tinggal di bagian wilayah Bali lainnya dan 30 persen biasanya menginap keluar Bali,” ungkap Gunarta. (dtc/en)