JAKARTA – Setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, Forum B2B tahunan untuk para pelaku industri penyelenggara acara, Indonesia Professional Organizer Summit (IPOS) akan kembali digelar. IPOS volume kedelapan bertajuk Bakudapa akan diadakan pada 16–18 Mei 2023 di The Sultan Hotel & Residence, Jakarta Pusat.
IPOS Vol. 8 diharapkan akan dihadiri lebih 200 delegasi dari Professional Conference Organizer (PCO), Professional Exhibition Organizer (PEO), Events Organize (EO), Wedding Organizer (WO), Promotor termasuk Korporasi, Kementerian/Lembaga, industri perhotelan serta venue-venue terkemuka di Indonesia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Indonesia Event Industry Council (IVENDO) Mulkan Kamaludin, mengatakan pada 2022 sudah banyak acara yang digelar secara luring, dan kemungkinan meningkat pada 2023. “Di 2020, 2021 memang banyak yang hybrid. Tapi yang offline ini sekarang di 2022 sudah banyak sekali, di banding tahun sebelumnya,” ujarnya dalam konferensi pers Kamis (2/3/2023).
Mulkan mengatakan, pada 2022 ternyata event sudah bergerak di 31 provinsi. Walaupun memang kalau dari data, masih lebih banyak di Jawa dan Bali. Provinsi penyelenggara event terbanyak ialah DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Bali, Jawa Timur khususnya Surabaya, dan Jawa Tengah khususnya Semarang.
Menurut survei Indonesia Event Industry Council (IVENDO) atau Dewan Industri Event Indonesia tentang dinamika industri event di Indonesia 2022-2023 terungkap data 97.86% penyelenggara event sudah kembali menerima pekerjaan pada tahun 2022 yang diselenggarakan di 31 provinsi di seluruh Indonesia.
Event yang dilaksanakan meliputi Meeting (14.82 persen), Pameran (12.14 persen), Incentive (11.61 persen), Entertainment (11.61 persen), Festival (9.82 persen), Konvensi (8.21 persen), Pelatihan (8,04 persen), Sport (5.36 persen), lain-lain (18,40 persen).
Walaupun pada 2022, industri event berangsur-angsur kembali membaik, namun Mulkan mengungkapkan omzet industri event masih jauh sekali dari sebelum pandemi melanda. Dia mengatakan nilai omzet kotor pada 2022 Rp 534 miliar. Artinya masih di bawah sebelum pandemi.
Pendiri acara Indonesia Professional Organizer Summit (IPOS), Harry D Nugraha menambahkan, normalnya hampir Rp 97 triliun sampai Rp121 triliun untuk event di Indonesia sebelum pandemi. Ia mengacu pada angka omzet pada tahun 2018 hingga 2019.
Salah satu alasan omzet turun drastis ialah lantaran skala event di tahun 2022 lebih banyak didominasi acara yang kecil hingga menengah. “Jumlah kegiatan rata-rata 23.000 event di 2022. Jumlah eventnya memang banyak sekali. Tapi event-event sekelas 10-15 juta aja,” ujarnya.
Dengan kata lain, omzet pada tahun 2022 masih di bawah 25 persen dibanding omzet sebelum pandemi. Pelaku usaha berharap akan ada peningkatan omzet di tahun 2023.
Harry mengatakan penyelengaraan IPOS Vol. 8 menjadi penting dan strategis mengingat sudah dua tahun vakum. “Setelah dua tahun tidak diselenggarakan, banyak pelaku industri MICE & Event yang ingin bertatap muka langsung dan membutuhkan update terkini perihal penawaran hotel, venue, transportasi, supplier di seluruh destinasi di Indonesia,” ungkap Harry.
Menurut survei yang dilakukan INVENDO, pelaku industri event banyak yang optimistis bahwa keadaan industri akan membaik pada 2023. Data menunjukkan 64 persen pelaku industri melihat situasi bisnis pada tahun 2023 sebagai baik atau sangat baik. Pada tahun-tahun sebelumnya, pelaku industri lebih banyak merasa pesimistis.
“Di tahun 2022 sudah lebih confidence, mengatakan tahun 2023 lebih baik. Sangat baik,” ujar Mulkan menjelaskan temuannya.
Berbagai pihak termasuk pemerintah dan Presiden Indonesia juga mendukung kembali membangkitnya industri event. Presiden Joko Widodo dalam acara Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) baru-baru ini menyatakan, “tahun 2023 ini diperkirakan ada kurang lebih 3.000-an event olahraga dan seni, ini bagus untuk ekonomi kita.”
“Kami sungguh menghargai perhatian dan dukungan yang diberikan pemerintah. Semua ini adalah sinyal yang baik dan positif buat para pemangku kepentingan industri event di Indonesia,” ujar Mulkan.
Dia juga mengatakan, IVENDO ingin mengusulkan Hari Pekerja Event Nasional. “Rasanya ini waktu yang tepat untuk mengusulkan ke pemerintah adanya Hari Pekerja Event Nasional, sebagai upaya untuk mengglorifikasikan bangkitnya industri pariwisata melalui event-event yang berkualitas di seluruh nusantara,” ujar Mulkan. (Liputan6/en)