Ungkapan Rasa Syukur, Suku Dayak Kenyah Gelar Pesta Adat Uman Undad

Related Articles

TANJUNG REDEB – Masyarakat Kampung Tepian Buah, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar Pesta Budaya Adat Uman Undad, sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen raya tahun ini. Ratusan masyarakat dan tamu undangan tampak memenuhi Balai Adat Kampung Tepian Buah, Selasa (4/7/2023).

Pesta budaya tersebut merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan masyarakat Suku Dayak Kenyah. Acara intinya yakni Beca Undad yang artinya menumbuk beras di lesung hingga menjadi tepung beras.

Bupati Berau Sri Juniarsih yang hadir dalam pesta budaya Uman Undad mengapresiasi acara ini. Dia mengatakan, meskipun sedang dalam cuaca ekstrem tapi para petani di Kampung Tepian Buah mampu melakukan panen dan memenuhi ketahanan pangan masyarakat di Berau.

“Ini merupakan wujud kegembiaraan kita atas hasil panen tahun ini yang Insya Allah berdampak pada kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.

Bupati Berau Sri Juniarsih (tengah) turut mengikuti kegiatan Pesta Budaya Adat Uman Undad yang dilaksanakan Suku Dayak Kenyah.

 

Selain itu, pelaksanaan Pesta Adat Uman Undad juga sebagai upaya merawat adat istiadat asli Berau. Bentuk kebersamaan dan kekompakan masyarakat Tepian Buah yang patut disyukuri dan berbangga.

Baca Juga:   Festival Pelaku Ekonomi Kreatif Terakbar Digelar di Balikpapan

“Saya berharap ini bisa dilaksanakan setiap tahun karena merupakan wujud pelestarian budaya di Bumi Batiwakkal (sebutan Kabupaten Berau),” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Adat Dayak Kenyah Kampung Tepian Buah, Askilah Lujuk menjelaskan, kata Uman Undad berasal dari bahasa Dayak Kenyah. Uman berarti makan dan Undad artinya tepung beras. Uman Undad merupakan upacara sakral yang dahulu wajib dilakukan leluhur mereka pada saat akhir musim panen atau siklus tanaman padi. Siklus perputaran panen itu dinamakan satu musim musim panen berladang.

“Di akhir musim leluhur kami wajib membuat upacara Uman Undad, tujuannya menyampaikan rasa syukur kepada sang pencipta. Karena rahmatnya memberkati kita dalam siklus tanam sehingga berhasil melaksanakan pekerjaan dalam musim padi,” jelasnya.

Pada prosesi Uman Undad juga dilakukan Undad yang berarti tepung beras yang dibungkus dan disisihkan kepada keluarga yang telah dipanggil Tuhan lebih dulu. Karena dalam siklus berladang mereka tidak sempat menikmati hasil panen. Oleh karenanya, leluhur membungkus tepung beras dalam bambu kecil.

Baca Juga:   Festival Kebangsaan di Banyuwangi Suguhkan Ragam Budaya

Uman Undad juga menjadi kesempatan bagi orangtua atau tokoh adat untuk memberikan nasihat tahunan. Salah satu arahannya untuk mempersatukan masyarakat dari segi gotong rotong, hingga sosial dan budaya terutama dalam berladang.

“Pada momen inilah para tokoh memberikan arahan waktu terbaik untuk merintis hingga memanen padi. Guna menghindari hama dan hewan yang mengganggu,” terangnya.

Dia mengatakan, Uman Undad juga menjadi forum untuk membuat satu keputusan baik. Terkait denda dan ketentuan pekerjaan utama yang akan dikerjakan pada tahun berikutnya. Menurutnya, keputusan denda itu yang paling menarik. Lantaran, mampu membuat jera orang yang bertindak tidak baik. Seperti, hamil sebelum menikah dan orang yang merampas hak orang lain.

“Harapan kami acara Uman Undad bisa dilaksanakan secara rutin setiap tahun sehingga bisa dianggarkan (dalam APBD) oleh daerah,” pintanya. (iza)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img