JAKARTA – Konflik antara Palestina – Israel hingga saat ini masih berlanjut dan belum menemukan titik damai. Naasnya, kekejaman perang dari agresi militer yang dilancarkan Israel kepada Palestina sampai sekarang telah banyak memakan korban hingga lebih dari 10 ribu orang tewas, di antaranya sekitar hampir 4.000 jiwa merupakan anak-anak.
Peristiwa ini tentunya menjadi suatu tragedi kemanusiaan yang amat sangat menyedihkan. Bahkan, hingga menyita perhatian dari seluruh negara di dunia. Meskipun diketahui bahwa konflik Palestina – Israel bisa dikatakan salah satu konflik paling berkepanjangan dan paling kompleks di dunia modern.
Melihat kondisi ini, Rental Muslim Indonesia (RMI) dan Asosiasi Pengusaha Rental Tenda Indonesia (Aperti) belum lama ini menggelar penggalangan dana bantuan untuk Palestina yang dihadiri oleh lebih dari 50 anggotanya.
Kegiatan penggalangan dana bantuan untuk warga Palestina yang digelar oleh RMI dan Aperti di Meneer’s Koffie, belum lama ini. (Foto: istimewa)
Ketua Umum (Ketum) RMI Hafidz Kesumah Wardana mengungkapkan, dana yang terkumpul pada kegiatan yang digelar di Meneer’s Koffie, Senin (30/10/2023), mencapai Rp 70 juta. Menurutnya, jumlah ini tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah.
Menurut dia, tujuan kegiatan tersebut untuk membantu rakyat Palestina di Gaza. Terutama mereka yang menderita di pengungsian. Tercatat, ada sekitar 4,5 juta jiwa di pengungsian dan mereka kekurangan makanan hingga obat-obatan.
“Dana yang terkumpul kemarin itu sekitar Rp 70 juta. Dan langsung kami salurkan dan dibelanjakan obat-obatan dan keperluan lainnya bagi pengungsi Palestina,” ungkap Hafidz kepada Event Nusantara, Rabu (15/11/2023).
Hafidz menjelaskan proses penyaluran bantuan atas dana yang terkumpul terbilang cepat. Untuk saat ini, pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari tim yang ada di tempat pengungsian.
Bantuan langsung diserahkan kepada rakyat Palestina di pengungsian. (Foto: istimewa)
“Saat ini kita juga masih menunggu perkembangan dari mereka. Jika mereka masih membutuhkan, InsyaAllah kita akan membuat penggalangan dana kembali. Informasi terakhir, mereka membutuhkan dana sekitar Rp 100 jutaan lagi. Makanya kita sedang koordinasi lagi dengan teman-teman. InsyaAllah kita akan bikin acara lagi,” tutur Hafidz.
Hafidz menambahkan, pada kegiatan penggalangan dana selanjutnya, rencananya akan turut menggandeng asosiasi ataupun organisasi lainnya. “Tapi ini kita juga masih koordinasi dengan Aperti. Karena kami kan karena kemarin bareng Aperti juga. Nanti kita juga akan menggandeng beberapa asosiasi lainnya. Ini kita lihat dulu sampai akhir bulan November ini. Seperti apa perkembangannya. Kalau masih membutuhkan, ya kita lanjutkan,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Aperti, Erwin Fikri menerangkan kegiatan penggalangan dana untuk Palestina terbilang spontan. “Kami spontanitas menggalang dana kemanusiaan untuk warga Gaza. Kegiatan ini murni dari hati. Terketuk untuk membantu mereka (warga Gaza). Jadi bisnis tidak hanya untuk profit semata, tapi ada hak bagi mereka yang membutuhkan,” ucapnya.
“Kami berharap penggalangan dana ini bisa mengetuk organisasi berorientasi bisnis lainnya, mau bersama-sama memberikan bantuan ke rakyat Palestina di Gaza,” imbuhnya.
Selain itu dia juga berharap kepada pemerintah Indonesia ada aksi nyata terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza, Palestina. Kendati, sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi telah menyatakan dukungan kepada rakyat Palestina dengan menyuarakan gencatan senjata di Dewan Keamanan (DK) PBB.
“Kami berharap Indonesia ada aksi nyata, misalnya boikot produk Israel atau lainnya,” tegasnya. (cha)