TANGERANG – PT Citra Inovasi Strategy (CIS) Exhibition yang bekerja sama dengan Institut Arsitek Indonesia (IAI) berhasil menggelar pameran arsitektur terbesar di Indonesia, ARCH:ID 2024 yang dihelat pada 22-25 Februari 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.
Gelaran ARCH:ID ini merupakan kegiatan tahunan yang telah menjadi acara perdagangan dan forum arsitektur paling dinantikan di Tanah Air.
Direktur PT CIS Exhibition, Arief Sofyan Rudiantoro mengungkapkan, tema yang diusung tahun ini adalah “Placemaking: Tolerance”. Terkait tema tersebut, para kurator pameran ini mencoba menciptakan ‘ruang antara’ dalam gubahan arsitektur, ruang yang inklusif bagi semua, serta memberi tenggang rasa bagi terjadinya kegiatan-kegiatan sosial masyarakat, hingga ke tatanan detail yang kerap terlupakan di ruang kota. Tema ini juga mengangkat pentingnya arsitektur dan desain dalam menciptakan ruang yang inklusif dan bertoleransi.
“Jujur saja, kami dari CIS Exhibition dan IAI selaku penyelenggara sangat happy dan bangga sekali dengan hasilnya,” terang Arief kepada Event Nusantara, Selasa (27/2/2024).
Pasalnya, jumlah pengunjung pameran yang digelar di area seluas 10.000 meter persegi ini bisa dikatakan membludak dan jauh di atas target yang diperkirakan. Pria yang akrab disapa Arief ini menyebutkan, pada tahun 2024 ini, target yang ditetapkan adalah 17 ribu pengunjung, yang mana tahun sebelumnya hanya 15 ribu pengunjung.
“Di luar ekspektasi banget. Selama 4 hari pameran, ternyata jumlah pengunjung yang hadir di ARCH:ID kemarin mencapai 22.300 pengunjung. Jadi di atas target banget, kita benar-benar happy,” serunya.
Booth Karindo LED yang menampilkan berbagai produk LED unggulan serta LED yang digunakan di area forum ARCH:ID 2024.
Menurutnya, para pengunjung yang hadir di pameran ini bukan hanya melihat dari sisi kuantitas ekshibitornya saja, tetapi juga kualitas yang disajikan. Hal ini pun juga diakui sendiri oleh para ekshibitor yang terlibat.
“Mereka banyak dapat koneksi, networking, potential buyers untuk produk mereka. Dan kalau dari sisi pameran juga, kami dari pihak penyelenggara tidak menyangka jika kolaborasi antara ekshibitor dengan arsitek dalam mendesain booth ternyata hasilnya keren-keren banget. Bahkan kami yang awalnya hanya melihat desain gambarnya sebelum event dimulai, namun saat hari H ternyata keren banget sih hasilnya,” ujar Arief.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Kabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo berkesempatan membuka “ARCH:ID 2024”.
Tak hanya itu, Arief juga membeberkan beberapa hal penting yang turut menjadi daya tarik tersendiri di mata para pengunjung. Yakni, dengan menyajikan pameran dan konferensi kelas dunia, serta menghadirkan berbagai program dan konten kualitas untuk berbagi pengetahuan.
“Di dalam pameran juga ada acara talkshow dan seminar-seminar, yang juga mengangkat tema yang seru. Jadi selama 4 hari acara, selalu ramai terus. Jadi memang di ARCH:ID ini bukan hanya menyajikan showcase booth, vendor atau ekshibitor saja, tetapi juga ada area untuk mereka saling diskusi. Ada juga komunitas disabilitas, industri kreatif, asosiasi lintas disiplin ilmu, ahli landscape, tata cahaya dan lainnya,” jelasnya.
Disebutkan pula, ada puluhan perwakilan komunitas arsitek internasional, mulai dari Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand dan Korea yang turut hadir di dalam forum ARCH:ID 2024 ini.
“Ada lebih dari 500 orang yang hadir memadati acara forum atau konferensi selama acara. Di mana peserta forum tersebut bukan hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari negara tetangga. Kita diinfokan ada 25 orang berasal dari Malaysia, dan puluhan lainnya dari Singapura, Thailand, Filipina, dan Korea,” tuturnya.
Diketahui, ada dua sub-tema dalam konferensi ARCH:ID 2024. Sub-tema Urban Forum pada hari pertama menghadirkan pembicara Bambang Susantono dari Otoritas Ibu Kota Nusantara (IKN), Rob Adams, Arsitek Kota Melbourne, Nans Voron, Pemenang Obel Award 2023, dan Sibarani Sofian, Perancang Kota IKN.
Serta sub-tema Architecture Forum pada konferensi hari kedua dilanjutkan dengan pembicara Jo Nagasaka dari Jepang. Christopher Lee dari Inggris, bersama Muhammad Faizal Syamsalam dan Antonius Richard dari Indonesia.
Dengan tingginya animo pengunjug dan peserta ARCH:ID 2024, Arief pun tak menampik bahwa ini juga didukung oleh para ekshibitor lainnya yang terlibat. Sehingga, lanjut Arief, atensi yang didapat dari kalangan arsitek internasional pun dirasakan sangat tinggi.
Lebih jauh Arief menambahkan, para ekshibitor yang terlibat terlihat bekerja sama untuk saling mengusung. Salah satunya, Karindo LED yang merupakan salah satu vendor penyedia LED dlam pameran ARCH:ID dan sekaligus selaku ekshibitor.
“Ini yang juga kami sampaikan kepada Karindo LED yang ikut terlibat dalam pameran ini. Kita berharap agar Karindo LED untuk bisa menyajikan LED yang bukan hanya sekadar layar TV saja. Tetapi tampilkan segala macam keunggulan yang dimiliki. Benar saja, keberadaan booth mereka ini mampu menghidupkan booth lainnya. Dengan adanya instalasi yang LED transparan, kubus, ada sphere juga. Ini jadi suatu ekosistem baru dan bukan sekadar pameran. Meskipun Karindo LED hadir dengan multimedianya tapi meng-compliment booth yang lainnya,” papar Arief.
Staf Karindo LED, Ariyudha memberikan beberapa rincian produk yang ditampilkan Karindo LED dalam pameran ARCH:ID 2024. Antara lain, LED Tower tipe P2.9 Outdoor dengan ukuran 2x4m ( 4 sisi ), LED Transparan P3.9 Indoor berukuran 3×4 meter ( 2 sisi ), LED CUBE (50x50cm). “Yang terbaru, kami kemarin juga tampilkan LED Sphere (diameter 1 meter),” sebut Ari.
Ari menambahkan, Karindo LED dalam pameran ini juga hadir sebagai LED partner. Sehingga, segala kebutuhan LED yang digunakan dalam pameran ARCH:ID didukung oleh Karindo LED. “Di antaranya, untuk panggung utama area forum kita hadirkan LED P2.9 Outdoor hybrid berukuran 4×14 meter dan beberapa di selasar area lobby berupa LED P2.9 Indoor 2,5×4 meter,” imbuhnya. (cha)