Pertunjukan Antar-etnis Meriahkan Cap Go Meh di Padang

Related Articles

PADANG – Perayaan Cap Go Meh di Kota Padang, Sumatera Barat pada Minggu (5/2/2023) dimeriahkan berbagai pertunjukan seni dan budaya antar etnis. Meski diguyur hujan, puncak perayaan Cap Go Meh di kota ini tetap meriah. Ribuan warga tetap memenuhi lokasi atraksi budaya yang digelar di Bawah Jembatan Siti Nurbaya.

Keberagaman begitu kentara dalam puncak perayaan Cap Go Meh di Padang tahun ini, setelah dua tahun berturut-turut ditiadakan akibat Covid-19.

Sejumlah warga keturunan Tionghoa memainkan tarian naga saat mengarak Sipasan (kendaraan menyerupai lipan atau kelabang yang digotong) dan Kio leluhur pada Festival Cap Go Meh 2574 di Padang, Sumatera Barat, Minggu (5/2/2023). Festival Cap Gomeh di Padang dimeriahkan dengan arak-arakan kio dan sipasan sejauh 3,8 kilometer berkeliling kota tua. (Foto: Antara/Iggoy el Fitra)

 

Salah satu atraksi antar etnis yakni pertunjukan randai, kemudian dilanjutkan dengan atraksi wushu dari etnis Tionghoa, yang diiringi dengan alat musik gendang china, tambur, dan talempong yang dimainkan anak-anak muda dari antar etnis.

Baca Juga:   Festival Bahasa dan Budaya Banjar Suarakan Kelestarian Pegunungan Meratus

Selain pertunjukan silat dan wushu, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan pertunjukan marching band dari IPDN, arak-arakan Kio dan arak-arakan Sipasan.

Arak-arakan sipasan dilakukan dengan membawa tandu yang menyerupai hewan berkepala seperti lipan tetapi memiliki ekor naga. Tandu yang terbilang besar itu nantinya dipukul orang-orang dewasa. Sedangkan puluhan anak-anak duduk berderetan di tandu.

Pertunjukan antar-etnis memeriahkan perayaan Cap Go Meh di Kota Padang, Minggu (5/2/2023). (Liputan6.com/ Novia Harlina)

 

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldi mengatakan kirab budaya dalam perayaan Cap Go Meh ini adalah bukti bahwa masyarakat Sumbar menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi.

“Kita bisa lihat penontonnya bukan hanya etnis Tionghoa, semua masyarakat berbaur,” ujarnya, Minggu (5/2/2023).

Audy menyebut tahun depan pertunjukan seni dan budaya ini lebih besar lagi dan memikat banyak pengunjung.

Sementara Penasehat Panitia Festival Cap Go Meh, Albert Hendra Lukman menyampaikan perayaan Cap Go Meh ini merupakan kirba budaya dan juga kesenian dan tak ada unsur agama di dalamnya.

Baca Juga:   “Mendirikan Tiang Ayu” Tandai Pembukaan Pesta Erau Adat Kutai

“Iya sebagai penarik wisatawan juga sehingga menggerakkan roda perekonomian,” ujar Albert. (liputan6.com/en)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img