SOLO – Setelah vakum selama dua tahun terakhir, perayaan Hari Teater Dunia dalam tajuk Solo Hatedu kembali digelar akhir Maret mendatang. Acara diadakan selama empat hari yaitu Rabu (23/3/2022) hingga Sabtu (26/3/2022) di Kompleks Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Jebres, Solo.
Solo Hatedu yang dikomandoi pegiat teater Solo, Turah Hananto Caroko, bakal mengawali momen kebangkitan mereka dengan menghadirkan seniman gaek Indonesia. Di antaranya Elly D Luthan, Slamet Rahardjo, Embi C Noor, Sha Ine Febriyanti, Eka Nusa Pertiwi, dan Sonny Soemarsono.
Turah mengatakan perayaan Solo Hatedu offline nanti sebagai momen penggugah semangat. Sesuai tema yang mereka usung, yakni Menyalakan Api Pikiran. “Kami ingin mengawalinya dari Solo. Kebangkitan teater setelah pandemi dua tahun terakhir, yang membuat otak kita seolah harus diam,” kata Turah, Minggu (20/2/2022).
Acara peringatan Hari Teater Dunia di Solo nanti berlangsung secara offline dengan tetap menekankan penerapan protokol kesehatan (prokes). Keenam pegiat seni senior yang dihadirkan nanti bakal mengisi kelas workshop dengan goals pentas bersama.
Masing-masing bakal memberikan materi yang berbeda dan saling melengkapi. Sha Ine misalnya, bakal memberikan materi tentang pentingnya menghidupkan seni peran di depan kamera. Sementara, Sony menjelaskan tentang tata cahaya. Disusul Embi yang bakal membahas mengenai sinematografi. Terakhir, Slamey Rahardjo bakal membahas tentang penyutradaraan.
“Jadi masing-masing narasumber temanya saling terkoneksi,” terang Turah.
Turah mengatakan, pelatihan teater itu dibuka untuk maksimal 20 peserta. Namun, baru beberapa hari dibuka pendaftaran sudah hampir 80 orang yang berminat turut serta.
Calon peserta, kata Turah, berasal dari berbagai daerah. Mulai dari wilayah Jawa, Bengkulu, Jambi, dan lainnya. Sementara acara inti berupa pentas teater melibatkan belasan kelompok teater se-Indonesia. Para peserta pentas Hari Teater Dunia di Solo di antaranya Teater Keliling dari Jakarta, Payung Hitam dari Bandung, Jambi, Riau, Kendal, Malang, Surabaya, dan Soloraya tentunya.
“Antusiasme teman-teman kali ini sungguh besar. Peserta pentas bahkan banyak yang kami tolak karena kuota yang sudah penuh,” katanya.
Seperti biasa, selama acara juga bakal ada pemberian penghargaan bagi seniman teater senior. Mereka di antaranya Didik Panji, Dedek, dan Djarot.
“Kami juga ada pentas musikalisasi puisi, pameran, lomba, dan bazar. Teman-teman silakan datang Maret nanti, gratis, tapi tetap prokes ya,” ajak Turah. (solopos)
Foto: Ilustrasi/Pentas Teater Koma 2015