Pentas Tabib Suci: Seni Pertunjukan Harus Bangkit!

Related Articles

YOGYAKARTA – Pentas Indonesia Kita dengan lakon ‘Tabib Suci’ di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Minggu (20/2/2022) siang dan malam, mengobati kerinduan masyarakat setelah dua tahun tak bisa menikmati pertunjukan karena Pandemi Covid-19.

Penonton menikmati sentilan-sentilan ditujukan kepada pemerintah hingga bagi masyarakat yang disampaikan secara kocak melalui cerita tentang persaingan dua tabib yang mengaku suci diperankan Cak Lontong dan Marwoto. Di sisi lain, lakon yang ditulis dan disutradarai Agus Noor juga mengajak dan mengampanyekan untuk mendukung segera berakhirnya pandemi Covid-19.

Tak hanya Cak Lontong dan Marwoto, pentas juga diramaikan dengan tampilnya Butet Kartaredjasa, Susilo Nugroho, Akbar, Joned, Wisben, Mucle, Inayah Wahid, Yu Ningsih, dan Flora Simatupang, serta sejumlah penari dari Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja serta pemusik dari kelompok Sinten Remen.

Butet Kartaredjasa, penggagas Indonesia Kita, menyebutkan, pentas ini sebagai ajang kangen-kangenan bersama setelah dua tahun absen karena pandemi sekaligus mewujudkan janji Presiden Joko Widodo yang menyatakan seni pertunjukan harus bangkit lagi.

Baca Juga:   Event Bau Nyale Diharapkan Jadi Titik Balik Pariwisata NTB

“Menurut saya negara hadir dalam situasi keterpurukan seni budaya. Presiden sudah menyatakan seni pertunjukan harus bangkit lagi dan mendorong BUMN untuk memberikan suport untuk kegiatan seni dan budaya,” kata Butet tentang pentas yang juga disaksikan Menteri BUMN Erick Thohir ini.

Butet pun menantang agar Menteri BUMN berjanji untuk menghidupkan wayang kulit, ketoprak, lenong, ludruk, semua seni tradisional dan seni pertunjukan.

Setelah pentas ke-35 Indonesia Kita ini, Butet optimistis seni pertunjukan akan segera bangkit. Istana sudah memberikan sinyal, diperkirakan bulan Maret kelonggaran akan diberikan, kapasitas gedung bisa 70-80 persen. Dan pentas kali ini sudah 50 persen.

“Apalagi Presiden melalui Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Red.) sudah mengatakan, polisi, Satpol PP, tidak boleh memberhentikan pertunjukan-pertunjukan seni tradisional, semua boleh main,” tambah Butet.

Penulis naskah sekaligus sutradara Agus Noor, mengatakan, di tengah Pandemi yang sulit diprediksi, harus ada keberanian dan inisiatif seniman untuk mulai pentas. Selama ini memang terkendala soal perizinan atau aturan.

Baca Juga:   Festival Parekraf Lampung Jadi Wadah Kolaborasi Wisata dan Ekraf

Sejalan dengan diundangnya seniman-seniman seni pertunjukan oleh Presiden untuk menyampaikan unek-unek belum lama ini, akhirnya lalu ada lampu hijau dengan diizinkannya pertunjukan dengan 50 persen penonton. Digelarnya pentas di Yogyakarta, karena kota ini sudah welcome.

“Secara produksi saja sudah berat banget. Semua tiket laku semua saja belum bisa memberikan apresiasi yang layak kepada para pendukungnya,” tandas Agus Noor tentang pentas yang diproduksi Kayan Production ini.  (krjogja)

Foto: krjogja.com

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img