Industri pariwisata salah satu industri yang paling merasakan dampak pandemi Covid-19. Sebelum pandemi, pada 2019 jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 16,3 juta orang. Akibat dari pembatasan perjalanan dan larangan berkumpul yang ditetapkan oleh negara-negara yang terdampak pandemi, termasuk Indonesia, mengakibatkan penurunan kedatangan wisatawan asing ke Indonesia menjadi 4,03 juta orang pada 2020 dan 1,56 juta orang pada 2021.
Tahun 2022 angka kunjungan wisatawan mancanegara mulai naik berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2022 tercatat 1,86 juta wisman mengunjungi Indonesia. Saat itu diperkirakan jumlah wisman hingga akhir 2022 sebanyak 2,5 juta orang.
“Namun kalau kita lihat, target kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sudah terlampaui target. Tercatat per November 2022 sudah mencapai 4,58 juta dan jumlah pergerakan wisnus (wisatawan nusantara) sudah mencapai 703 juta atau di atas target yang sebesar 600-an juta,” jelas Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno saat membuka Seminar Pariwisata, Indonesia Tourism Outlook 2023 di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta pada 19 Januari 2023.
Kenaikan angka menjadi 4,58 juta kunjungan melampaui perkiraan sebanyak 2,5 juta bahkan melampaui target batas atas yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 3,6 juta orang. “Ini adalah hasil kerja keras kita, walaupun perbatasan baru dibuka sekitar Maret-April 2022. Kami berterima kasih pada teman-teman media, dunia usaha, akademisi, komunitas, desa wisata karena pada akhirnya kami dapat tembus angka-angka yang sangat fantastis ini,” kata Menparekraf.
Sandi menjelaskan, target kunjungan wisatawan asing yang ditetapkan Pemerintah pada tahun 2023 adalah sebesar 3,5 juta – 7,4 juta orang, sementara jumlah wisnus sebanyak 1,2 – 1,4 miliar pergerakan dan nilai devisa yang diharapkan adalah sebanyak 2,07 hingga 5,95 miliar US$. Sementara untuk ekonomi kreatif angka ekspor ditargetkan sebesar USD 26,46 milliar dengan nilai tambah sebesar Rp 1.279 triliun.
Menurut Sandi yang terpenting adalah adanya penambahan lapangan kerja baru yang sempat hilang dimasa pandemi. “Tahun lalu ada 3,7 juta lapangan kerja baru yang berkualitas, total warga Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor parekraf ditargetkan menjadi 45 juta orang (pariwisata 22,4 dan ekonomi kreatif 22,59). Dan pada tahun 2024 semoga bisa sebanyak 4,4 juta lapangan kerja baru bisa diciptakan,” tutur Sandi.
Untuk dapat mencapai target tersebut, lanjut Sandi, Kemenparekraf akan mendorong investasi yang lebih gencar di 5 destinasi super prioritas (Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, serta Likupang di Sulawesi Utara), 10 Destinasi Prioritas Pariwisata dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata termasuk KEK Sanur untuk kesehatan dan ada 12 suistainable tourism project.
Sandi mengajak pada semua stakeholder pariwisata untuk ‘gercep, geber dan gaspol’ (gerak cepat, gerak bersama dan garap semua potensi online), serta kembangkan terus ‘3SI’ yakni inovasi, adaptasi, kolaborasi sementara pemerintah fokus pada program program 3 T (tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu).
Dalam kesempatan ini Menparekraf juga menyampaikan beberapa event di tahun 2023 berskala internasional yang akan digelar di Indonesia dan diharapkan banyak dihadiri oleh peserta asing serta dapat menambah kunjungan wisatawan diantaranya adalah: Asian Tourism Forum yang berlangsung Februari di Jogjakarta; F1 Power Boat di danau Toba yang diharapkan bisa sekelas motor GP; World Beach Games 2023 di Bali yang diselenggarakan pertengahan Tahun; FIBA Basket Ball world Cup 2023, FIFA World Cup Under 20 yang berlangsung sebulan penuh pada Mei dan Juni.
“Saya ingin membuka kolaborasi pada semuanya, termasuk forwaparekraf (forum wartawan pariwisata dan ekonomi kreatif). Mari kita mendorong program-program strategis kita termasuk MICE dan event sport tourism internasional, sehingga wisman kita berkualitas, wisatawan-wisatawan nusantara kita juga meningkat dari segi suistainability,” pungkas Sandi. (hds)