Gaungkan Musik Cadas yang Dianggap Sebelah Mata

Related Articles

JAKARTA – Acara musik bertajuk Distorsi Keras Magnumentary Festival 2022, kembali digelar dan siap menghibur pecinta musik underground di seluruh Indonesia. Puncak rangkaian festival musik yang disebut sebagai “The Loudest, and Heaviest Festival in Indonesia” ini akan digelar akhir 2022 di Jakarta.

Sukses menggelar acara pertamanya tahun lalu secara daring, Rich Music sebagai penggagas dan penyelenggara menggelar Distorsi Keras Magnumentary Festival 2022 untuk kembali mengingatkan bahwa musik cadas masih ada.

Aska Rocket Rockers selaku Creative Director mengungkapkan, Rich Music beralasan menggelar kembali acara tersebut karena stigma musik keras masih dipandang sebelah mata.

“Jadi selama ini musik-musik underground, musik bawah tanah, musik yang mungkin non-mainstream, cutting edge ini masih dilihat dari sisi-sisi negatifnya aja,” kata Aska Rocket Rockers di M Bloc Space, Jakarta Selatan, Selasa (14/6/2022), dikutip dari wartakotalive.com.

Lewat acara musik tersebut, Aska mengaku pihaknya ingin menampilkan sisi positif musik keras melalui beberapa program dan rangkaian acara.

“Acara ini semacam apa ya pengen memperlihatkan ke Indonesia kalau musik ini tuh banyak nilai-nilai positif yang bisa kita ambil, gak melulu nilai negatifnya aja,” ucapnya.

Baca Juga:   Festival Prambanan Musik Senja Hadirkan Rizky Febian dan Mahalini

“Karena ini gak mainstream gimana caranya orang biar tahu seperti apa musik keras itu,” sambungnya.

Vokalis grup band Rocket Rockers tersebut memastikan, bahwa festival musik cadas ini digelar tidak hanya secara daring.  “Mungkin 2022 ini kita bisa mix enggak cuma di rumah aja tapi juga bisa kita nikmati secara offline. Ini adalah rangkaian besar yang kita jalani selama setahun ini,” jelasnya.

Azka menerangkan, acara Distorsi Keras Magnumentary Festival 2022 menghadirkan beragam program, seperti talkshow atau coaching clinic, acara otomotif, adventure, film dokumenter, hingga acara puncaknya yakni konser musik rock dan metal.

“Nanti puncaknya ada acara big bang musik cadasnya dan menghadirkan artis-artis dunia akhir tahun ini,” ungkapnya.

Tapi, Aska belum mau membocorkan siapa artis dunia yang genrenya masuk ke musik cadas, sesuai dengan tema acaranya. “Masih rahasia kalau itu. Lihat nanti aja pengumumannya,” ujar Aska.

Selain festival musik, Distorsi Keras Magnumentary juga menggarap serial film documentary series Gaung Cadas: Magnumentary of Heavy Music, yang menampilkan geliat kancah musik keras di 3  daerah di Indonesia, yaitu Banda Aceh, Sukabumi dan Tangerang.

Baca Juga:   Tiket Konser Yura Yunita di Jakarta Ludes dalam Waktu Dua Jam

Project Gaung Cadas: Magnumentary of Heavy Music ini akan digarap oleh Iman Rahman Angga  Kusumah, atau Kimung, dan juga Addy Gembel.  Keduanya adalah para musisi, jurnalis, pengarsip, dan pendokumentasi sejarah musik di Indonesia.

Documentary series Gaung Cadas membahas dinamika  musik keras di tiga kota tersebut, termasuk spektrum jaringan yang terbentuk di berbagai aspek ekosistem  musik, dari label, media, ruang, gigs dan festival, hingga aktivitas ekonomi kreatif lainnya. (wk/en)

Foto: jpnn

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img