BANDA ACEH – Aceh Culinary Festival (ACF) 2022 yang berlangsung Jumat (5/8/2022) hingga Minggu (7/8/2022), menghadirkan 700 menu makanan khas dari sembilan provinsi di Sumatra dan 23 kabupaten/kota se-Aceh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamaldi mengatakan event ACF digelar Pemerintah Aceh bersama Bank Indonesia Perwakilan Aceh dan melibatkan 23 kabupaten/kota dan sembilan provinsi di Sumatra.
Kegiatan itu berlangsung di Taman Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh dengan menghadirkan pelaku UMKM se-Sumatra. Almuniza mengatakan festival kuliner tersebut melibatkan 170 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah se-Sumatera.
“Kali ini kita mampu menggerakkan teman-teman dari Sumatra, tahun depan kita berharap hadir dari seluruh nusantara, dengan seluruh menu asal 34 provinsi se-Indonesia,” ujarnya dikutip dari Antara.
Almuniza menjelaskan, Aceh Culinary Festival kegiatan tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2014 oleh Pemerintah Aceh dengan tujuan preservasi kuliner tradisional Aceh. “Sekaligus turut berkontribusi dalam meningkatkan kesiapan para pelaku industri kuliner, sehingga dapat mendorong Aceh masuk dalam salah satu destinasi wisata kuliner unggulan Indonesia,” katanya.
Direktur Event Daerah Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf Reza Fahlevi mengatakan Aceh Culinary Festival salah satu strategi untuk meningkatkan ekonomi. Kegiatan seperti ini, katanya, salah satu cara paling efektif mengangkat pariwisata daerah karena bisa mendatangkan wisatawandan berdampak positif ke banyak sektor.
“Dampaknya besar, ada UMKM yang terlibat, ada masyarakat yang hadir, ada transaksi, ada nilai ekonomi, budaya dan nilai jual kelestarian lingkungan,” katanya.
Ia menyampaikan potensi pariwisata Aceh luar biasa, namun untuk mengembangkannya perlu kolaborasi menjadikan potensi itu memiliki daya tarik sehingga mendatangkan wisatawan. “Kami tentu siap mendukung Pemerintah Aceh. Pariwisata maju ekonomi bangkit, budaya lestari dan bersama jaga Indonesia,” ujar Reza Fahlevi. (ant/en)