TANJUNGPINANG – Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau (Disbud Kepri) menyebut Festival Kepri Berkompang 2022 di Kabupaten Karimun salah satu wujud melestarikan kebudayaan daerah. Acara ini juga diharapkan dapat melahirkan tim kesenian kompang yang andal dan bisa mengikuti lomba berkompang hingga di tingkat internasional.
Festival Kepri Berkompang diikuti puluhan peserta dari kabupaten/kota se-Kepri. Pada babak penyisihan, dewan juri menetapkan 4 grup sebagai finalis, yaitu Sanggar Dang Gemini Kota Batam, Sanggar Seni Bukit Sanjong Kabupaten Karimun, Sanggar Pusaka Melayu Kabupaten Karimun, dan Sanggar Tameng Budaya Kabupaten Karimun.
Empat finalis grup kompang ini akan kembali bertanding untuk menentukan pemenang utama Festival Kepri Berkompang, Minggu (18/9/2022).
Ketua Panitia Pelaksana Deddy Eka Saputra berharap kegiatan ini dapat melahirkan tim kesenian kompang yang andal dan bisa mengikuti lomba di tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. “Kegiatan ini mampu meningkatkan kreativitas seni di bidang kebudayaan daerah, terkhusus kompang,” ujar Deddy saat pembukaan Festival Kepri Berkompang di Gedung Nasional, Karimun, Sabtu (17/9/2022).
Festival Kepri Berkompang di Gedung Nasional, Kabupaten Karimun, Sabtu (17/9/2022). (Foto: Humas DPRD Kepri)
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kepri Sirajudin Nur sekaligus inisiasi acara itu menyebut Festival Kepri Berkompang 2022 merupakan perhelatan yang ketiga, setelah edisi pertama tahun 2017 dan edisi kedua tahun 2018 dipusatkan di Kota Batam.
“Sempat vakum sejak 2019 hingga 2021, karena beberapa faktor, seperti Pemilu hingga kondisi pandemi Covid-19 dalam dua terakhir,” kata Sirajudin Nur.
Kabupaten Karimun dipilih menjadi tuan rumah, karena menjadi pemenang pertama pada Festival Kepri Berkompang tahun 2017-2018. “Kabupaten Karimun sudah layak ditetapkan sebagai kabupaten kompang,” ujar dia.
Acara Festival Kepri Berkompang adalah keinginannya bersama pihak-pihak terkait supaya kompang menjadi identitas daerah, khususnya di Bumi Melayu Kepri. Ia sedikit khawatir kesenian kompang semakin hari kian terdegradasi oleh kebudayaan lain menyusul pesatnya perkembangan zaman.
“Jangan sampai kompang tak ada lagi, karena kalau hilang, hilang pula identitas Kepri. Bapak ibu yang selama ini aktif dan turut serta melestarikan kebudayaan kompang, mari terus lestarikan kebudayaan ini sebagai kekayaan daerah yang harus dijaga,” ucapnya.
Sirajudin menambahkan kompang bukan hanya identik dengan bunyian dan pukulan, tapi kebudayaan yang terus berkembang dan diwariskan secara turun-temurun, sehingga semua pihak bertanggung jawab melestarikannya.
Ia mendorong tahun depan Bupati Karimun dan DPRD berkenan membangun tugu kompang di Bumi Berazam tersebut. Politikus PKB itu menegaskan selama masih menjadi anggota DPRD, ia menjadi paling depan dalam menjaga kebudayaan Melayu Kompang.
“Saya merasa tak berguna dengan jabatan yang ada sekarang, kalau tak ikut mengembangkan kebudayaan Melayu, apalagi saya mencari makan dan dibesarkan di Kepri,” ucapnya. (ant/en)