JAKARTA – Festival Indonesia Bertutur 2022 siap dihelat pada 7-11 September 2022 di kompleks kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ada berbagai acara kesenian dan budaya yang memeriahkan perhelatan akbar selama 5 hari tersebut.
Direktur Artistik Festival Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo, mengatakan festival tidak hanya menghadirkan sebuah peristiwa seni. “Festival Indonesia Bertutur tidak hanya sebuah tontonan tapi juga mengalami peristiwa bersama untuk mengalami masa lampau menuju masa depan. Disajikan dengan penuh konten dan semua lapisan masyarakat, dengan cara sederhana untuk memberikan manfaat bagi semuanya,” ucap Melati Suryodarmo saat jumpa pers di Gedung A, Kemendikburistek, kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Dari 5 hari penyelenggaraan, ada 900 seniman dan pelaku budaya yang terlibat dalam Festival Indonesia Bertutur 2022. Program utama pada festival tersebut adalah Selametan, Festival Cahaya, video pemetaan seni pertunjukan dan instalasi, pertunjukan seni kontemporer, Festival Film Tari, Ruwatan Bumi, dan pameran seni rupa Expanded Media yang dipamerkan di empat ruang seni sekitar kawasan taman wisata candi Borobudur.
Lokasi tersebut adalah yaitu Museum H. Widayat, Apel Watoe Art Gallery, Limanjawi Art House, dan Eloprogo Art House.
Jumpa pers Festival Indonesia Bertutur 2022 di Gedung A, Kemendikburistek, kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Dalam gelaran tersebut juga dihadiri beberapa seniman ternama yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan Indonesia Bertutur 2022 antara lain adalah Tulus, Letto, Ardhito Pramono, Mila Rosinta, Senyawa, Gondola Team, Furyco, Josh Marcy, The Finest Tree, Fitri Setyaningsih, Choy Ka Fai, LZY Visual, Citra Sasmita, Gilang Anom, Teater Garasi, Khvay Samnang, Mella Jaarsma, Ade Dharmawan, Kamila Andini, Gilles Delmas, Nao Yoshigai, dan lainnya.
Melati menyebutkan ada 12 video mapping yang ditampilkan, dua seniman di antaranya berasal dari luar negeri. Sisanya dari Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya. “Belum lagi seni pertunjukan internasional, kami mengajak seniman Berlin, Jepang, Vietnam, sampai performans dari Kamboja,” sambungnya.
Di penghujung festival, ada ruwatan seni yang berfungsi sebagai ritual dan menghubungkan antara manusia, alam semesta, dan Tuhan. Ruwatan bumi ini, lanjut Melati, adalah seni bertutur tradisi yang dikhususkan ke seni vokal tradisional dan melibatkan dari 121 penampil. Mereka berasal dari Padang Panjang, Jawa Tengah, Kalimantan Timur sampai Merauke, Papua.
“Kami juga melibatkan Kelompok Masyarakat Adat, nanti akan hadir sebagai pendukung dan menampilkan doa-doa atau bahasa tutur dari bahasanya masing-masing,” pungkasnya. (dtc/en)
Foto: detik.com