SOFIFI – Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) menggelar Festival Malam Ela-Ela sebagai momentum penting untuk melestarikan tradisi lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun, dipusatkan di Masjid Raya Shaful Khairaat.
“Ela-ela merupakan akulturasi budaya lokal dan nilai keagamaan yang perlu dilestarikan,” kata Wakil Gubernur Malut, Sarbin Sehe, di Sofifi, Jumat (28/3/2025).
Dia mengajak seluruh masyarakat untuk senantiasa istiqomah demi meraih derajat ketaqwaan di bulan Ramadhan ini. “Mari kita semua untuk senantiasa menjaga keistiqomahan ibadah kita semua untuk meningkatkan derajat ketaqwaan,” ujar Sarbin.
Ia pun menjelaskan, esensi dari Festival Ela-Ela adalah menggapai kemuliaan serta keberkahan malam Lailatul Qadar. “Zaman dahulu, pada festival ela-ela saya membakar batang pisang sebagai obor dan damar,” kenang Wagub.
Wakil Gubernur Malut Sarbin Sehe saat membuka Festival Ela-Ela di Sofifi, Kamis (27/3/2025). (Foto: Diskominfosan Malut)
Festival Ela-Ela Sofifi diikuti oleh 700 peserta yang terbagi dalam 30 kelompok dari berbagai elemen masyarakat seperti majelis taklim, karang taruna, muslimat NU, siswa SD/SMP/SMA di Tidore Kepulauan serta ikatan pemuda, adanya marching band menambah kemeriahan semarak festival ini. Salah satu OPD yang menjadi peserta pawai adalah Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara.
Pawai obor mengambil rute Bundaran-Desa Balbar-Baromadoi kemudian berakhir di pelataran masjid raya.
Di akhir sambutannya, Wagub mengucapkan terima kasih kepada Biro Kesejahteraan Rakyat dan DKM Shaful Khairaat yang telah bersinergi bersama dalam menyukseskan Festival Ela-Ela Sofifi ini.
Wagub juga berpesan, Festival Ela-Ela agar dimaknai dari sisi nilai keagamaan dan menjaga kearifan lokal sekaligus kaitannya dalam pembangunan Kota Sofifi ke depan.
Sementara, Ketua Panitia Festival Ela-Ela, Ismad Daud mengatakan, Festival Malam Ela-ela melaksanakan dua jenis kegiatan di antaranya lomba pawai obor serta lomba desa dan kelurahan yang dikhususkan di Kecamatan Oba Utara, yang meliputi 13 desa/kelurahan yang nantinya akan dinilai langsung oleh tim penilai namun semua tergantung dari partisipasi kelurahan atau desa tersebut.
Festival yang sarat akan nilai histori ini dibuka Wakil Gubernur Sarbin Sehe, dan dihadiri Perwakilan Forkopimda Maluku Utara, Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Jajaran Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Perwakilan Walikota Tidore Kepulauan, Ketua DKM Shaful Khairaat beserta jajaran panitia, serta warga masyarakat.
Ratusan warga tumpah ruah berkumpul di halaman masjid kebanggaan Maluku Utara tersebut untuk mengikuti festival.
Awalnya, Festival Ela-Ela digagas Gubernur Sherly Laos. Diharapkan festival ini dapat menjadi agenda tahunan Pemerintah Provinsi, yang tidak hanya mempertahankan nilai histori, tetapi juga meningkatkan daya tarik wisata religi di Malut. (ant)