SURABAYA – Ratusan peserta mengikuti Festival Rujak Uleg, salah satu acara rangkaian Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS), Minggu (19/5/2024). Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan Festival Rujak Uleg 2024 menggambarkan toleransi yang mampu membingkai segala perbedaan di tengah kehidupan warga setempat.
“Rujak uleg ini beragam komposisinya, ada buah, cingur, petis, sayur, tahu, kemudian tempe yang disatukan. Sama seperti Surabaya semuanya jadi satu melalui toleransi,” kata Eri seusai Festival Rujak Uleg yang digelar di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Minggu (19/5/2024).
Eri menyatakan jika salah satu bahan pembuat rujak uleg hilang maka rasanya menjadi hambar. Sama seperti ketika toleransi rusak, mampu menimbulkan ketidakstabilan kondisi sosial Kota Surabaya. Karena itu, dia berharap masyarakat bisa memaknai rujak uleg tak sekadar sebagai makanan, namun memaknai filosofi di dalamnya.
“Surabaya itu terdiri dari semua agama, suku, dan lapisan masyarakat, Surabaya ini penuh toleransi,” ujarnya.
Festival Rujak Uleg tahun ini mengangkat tema History of Rujak Uleg. Melalui tema ini, Pemkot Surabaya mengajak masyarakat menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu dituangkan melalui teatrikal yang turut melibatkan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji.
“Tadi disampaikan ceritanya tentang Surabaya yang melawan Belanda dan mampu mengusirnya karena bersatu,” ucapnya.
Pemkot Surabaya telah melakukan evaluasi pada event tahunan itu, salah satunya menyangkut waktu pelaksanaan. “Festival Rujak Uleg butuh waktu panjang, malam atau pagi. Sehingga dievaluasi mana yang pas, terpenting tidak mengganggu waktu salat,” kata dia.
Berdasarkan data dari Pemkot Surabaya, peserta Festival Rujak Uleg mencapai 564 orang yang berasal dari komunitas, perwakilan hotel, hingga mahasiswa asing. Jumlah rujak uleg yang dibagikan kepada masyarakat sebanyak 731 porsi, sesuai dengan usia Kota Surabaya pada 31 Mei 2024.
Seorang peserta asal Prancis bernama Gautier Courtois mengatakan Festival Rujak Uleg memberikan pengalaman baru baginya untuk lebih mengenal Kota Surabaya secara keseluruhan.
“Saya diundang oleh kampus mengikuti even besar di sini, pertama kalinya. Banyak yang mengenakan pakaian tradisional dan menakjubkan,” ujar mahasiswa pertukaran pelajar Universitas Airlangga itu dikutip dari Antara.
Soal cita rasa, Gautier menyebut bahwa rujak uleg memiliki keunikan tersendiri, yakni perpaduan manis, pedas, dan gurih. “Makanan ini ada tempe dan tahu, saya sudah mencoba dan saya suka,” katanya. (ant)