JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) dan Indonesia Event Industry Council (Ivendo) membahas tantangan serta strategi penguatan data industri event dalam pertemuan mereka pada 2024. Salah satu isu utama yang muncul adalah bagaimana BPS dapat menghasilkan data yang lebih detail dan relevan dengan kebutuhan industri event yang dinamis.
Direktur Neraca Produksi BPS, Puji Agus Setiawan mengatakan, saat ini pengumpulan data masih dilakukan dengan metode survei konvensional, yang memiliki keterbatasan dalam menjangkau seluruh sektor industri event. Meski demikian, BPS sedang berprogres ke arah digitalisasi survei untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi.
“Secara rata-rata, biaya survei dengan metode konvensional masih tinggi. Oleh karena itu, kami mempertimbangkan kemungkinan pengumpulan data dilakukan oleh asosiasi atau kementerian terkait. Ini bisa lebih efektif dan menguntungkan semua pihak,” ujarnya dalam acara Buka Puasa Bersama dengan Ivendo di Gedung Smesco Indonesia, Kamis (20/3/2025).
Direktur Neraca Produksi BPS, Puji Agus Setiawan (kanan) dalam acara Buka Puasa Bersama & Silaturahmi Penggiat Industri Event Nasional di Gedung Smesco Indonesia. (Foto: Nicha/Event Nusantara)
BPS menekankan peran asosiasi seperti halnya Ivendo dalam industri event sangat penting untuk melengkapi data yang mereka miliki. Meskipun BPS memiliki data makro, detail terkait ekosistem industri event lebih banyak tersedia di tingkat asosiasi.
“BPS tidak harus mengerjakan semuanya sendiri. Data dari asosiasi dapat digunakan untuk melengkapi survei nasional. Ini bisa menjadi model kolaborasi yang saling menguntungkan,” tambahnya.
Dalam pertemuan ini juga dibahas kemungkinan untuk mengadakan survei nasional industri event pada 2025 dengan pendekatan yang lebih kolaboratif. Sementara itu, Puji juga mengungkapkan pada 2026, BPS akan melakukan Sensus Ekonomi, yang akan mencakup seluruh pelaku industri termasuk sektor event.
“Kami membutuhkan dukungan dari asosiasi agar pendataan pelaku industri event lebih akurat. Jika ini berhasil, kita bisa mendapatkan benchmark yang jelas mengenai kontribusi ekonomi industri event,” jelasnya.
Dengan adanya rencana survei nasional dan sensus ekonomi, diharapkan industri event di Indonesia semakin memiliki pijakan data yang kuat untuk mendukung advokasi kebijakan serta pengembangan sektor ini ke depan. (cha)