TENGGARONG – Ribuan masyarakat duduk berhadap-hadapan dan berjejer di sepanjang Jalan Diponegoro, Tenggarong, Kutai Kartanegara, dengan pusat kegiatan di depan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura (Museum Mulawarman Tenggarong). Di hadapan mereka tersaji makanan lezat khas Kutai. Tampak anak-anak yang turut hadir, tak sabar ingin menyantap.
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, ikut hadir di tengah-tengah masyarakat. Didampingi Bupati Kukar Edi Damansyah, ketua DPRD Kukar, dan tamu undangan. Semakin menyemarakkan acara yang dinamakan Beseprah ini. Dimana makanan berjejer lebih kurang sepanjang 500 meter. Mulai dari ujung Jembatan Bongkok, hingga depan Planetarium Jagat Raya Tenggarong.
Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, didampingi Bupati Kukar Edi saat Beseprah di hadapan Keraton. (Rafi’i/Event Nusantara)
Diawali kentungan yang dibunyikan Sultan Aji Muhammad Arifin, tanda dimulainya masyarakat menikmati hidangan yang tersaji. Sambil duduk bersila, tampak masyarakat dari anak-anak hingga orang tua saling bersukacita.
Beseprah menjadi salah satu rangkaian dalam Pesta Erau Adat Pelas Benua, yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Beseprah memiliki makna tersendiri, secara turun-temurun dilakukan oleh Sultan setiap ada Erau, untuk menunjukkan kesetaraan antara pemimpin dan rakyatnya.
Suasana masyarakat yang mengikuti rangkaian Beseprah di hadapan Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. (Rafi’i/Event Nusantara)
Beseprah juga menandai bahwa Sultan sebagai pemimpin tertinggi, turun menemui rakyatnya. Berbaur menjalin kebersamaan dan kekeluargaan. Sambil makan bersama, dan bersukacita bersama. Sembari mendengarkan keluh kesah, aspirasi dan masukan dari rakyat terkait kondisi rakyat di wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Maknanya raja atau sultan itu berbaur dengan masyarakat dalam rangka membangun rasa kebersamaan dan kekeluargaan,” ungkap Pangeran Notonegoro.
Bupati Kukar, Edi Damansyah pun bersyukur dan berterimakasih dengan partisipasi semua pihak. Bagaimana esensi dari Beseprah itu sendiri, Sultan menjamu rakyatnya dengan makan bersama-sama. Menjadi momentum untuk saling menguatkan tali silaturahmi. Sekaligus, menunjukkan dan memberikan edukasi terkait kebudayaan ke generasi muda, untuk terus menjaga tradisi dan budaya.
“Jadi di tengah situasi dan kondisi global dan digitalisasi saya berharap bisa terjaga dengan baik budaya dan tradisi di Kukar,” tutupnya. (afi)