IFEX 2025 Targetkan Nilai Ekspor USD 1 Miliar

Related Articles

JAKARTA – Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 digelar pada 6-9 Maret di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Pameran ini menjadi ajang penting untuk menunjukkan potensi besar industri furnitur nasional di pasar global. IFEX menargetkan transaksi ekspor hingga USD 1 miliar setelah pameran berlangsung.

Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur menyatakan selama pameran transaksi diperkirakan mencapai USD 300.000. Namun yang lebih besar adalah transaksi lanjutan yang bisa mencapai USD 1 miliar lebih.

“Kami mendeteksi di antara member pameran ini, itu (transaksi) bisa mencapai USD 1 miliar. Bahkan bisa lebih,” ujar Abdul Sobur.

Ia juga menjelaskan target transaksi lanjutan tersebut menopang sekitar 60 persen dari total ekspor industri mebel Indonesia dalam setahun. Sepanjang 2024, ekspor mebel Indonesia tercatat sebesar USD 2,5 miliar, dimana lebih dari separuhnya didorong oleh pameran ini.

“Jadi 60 persen dari total ekspor nasional kita ini memang ditopang di pameran ini,” tegasnya.

Potensi Besar Industri Furnitur Indonesia

Data dari Expert Market Research menunjukkan nilai pasar furnitur dunia telah mencapai USD 660 miliar pada 2024 dan diperkirakan terus tumbuh sebesar 4,9 persen pada 2025-2034. Sejalan dengan pertumbuhan ini, IFEX 2025 menargetkan 14.000 pengunjung dari lebih 100 negara, serta menampilkan lebih 500 peserta dengan lebih dari 3.000 produk mebel dan kerajinan yang unik dan inovatif.

Baca Juga:   Kaltim Pajang Sulam Tumpar dan Tas Kaban di KriyaNusa 2023

Sebagai negara penghasil rotan terbesar di dunia, Indonesia memiliki keunggulan dalam mengolah bahan baku alami menjadi produk furnitur berkualitas tinggi dan bernilai estetis. Abdul Sobur menegaskan industri furnitur Indonesia memiliki daya saing kuat di pasar global.

“Kita sangat mampu bersaing di tingkat global karena kita memiliki kualitas yang sangat baik, baik dari segi skill perajin maupun corak desain yang unik. Kita juga memiliki sumber daya bahan baku yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan industri ke depan,” ungkapnya.

Meski demikian, industri ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kebijakan regulasi, logistik ekspor, meningkatnya impor furnitur, hingga kebijakan lingkungan di negara tujuan ekspor. Salah satu yang menjadi perhatian adalah Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).

“Kami berharap pemerintah bisa membantu dalam hal regulasi yang menghambat pertumbuhan industri, misalnya terkait SVLK, agar cukup diberlakukan di hulu saja. Ini cukup menunjukkan bahwa industri mebel kita sadar akan lingkungan,” kata Abdul Sobur.

Pertemuan Pelaku Industri Furnitur Global

Baca Juga:   1.250 UMKM Ramaikan Pameran di MotoGP Mandalika  

Sebagai bagian dari Asia Furniture Show Circle, IFEX telah menjadi tujuan utama para buyers internasional. Tahun ini, pameran memasuki dekade ke-10 sejak pertama kali digelar. IFEX juga dikenal sebagai platform business networking yang membuka peluang besar bagi pelaku usaha untuk memperluas pasar mereka ke tingkat global.

Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, menegaskan IFEX 2025 menampilkan produk-produk terbaik dari perajin lokal yang telah dikurasi untuk memastikan kualitas dan daya saing di pasar global.

“Sebagai pameran mebel dan kerajinan unggulan di Indonesia, IFEX 2025 menampilkan karya-karya terbaik dari para pengrajin lokal yang sudah melalui proses kurasi untuk menampilkan produk berkualitas tinggi dan diakui keunggulannya di pasar global,” ujarnya.

Selain menjadi ajang pameran, IFEX 2025 juga menghadirkan sesi edukasi melalui berbagai seminar dari hari kedua hingga hari keempat. Seminar di hari kedua membahas peluang ekspor furnitur Indonesia di pasar global, sementara di hari ketiga fokus pada teknologi dan digitalisasi dalam industri mebel. Pada hari terakhir, seminar akan membahas inovasi desain produk.

Baca Juga:   LED Transparan Berteknologi Modern Cocok untuk Pameran

Dengan adanya pameran dan berbagai forum diskusi yang diadakan ini, Abdul Sobur berharap bisa menjadi pijakan bagi kemajuan industri furnitur Indonesia.

“Pada forum ini kita saling berdiskusi dengan para pemangku kepentingan untuk mengetahui tren terbaru di industri furnitur, bagaimana membuka dan memanfaatkan peluang di pasar global, apa saja yang dibutuhkan konsumen di luar negeri, dan lain-lain. Jadi memang IFEX merupakan medium yang tepat untuk industri bisa berkembang dan bertumbuh baik secara operasional maupun strategis,” pungkasnya.

Sekadar informasi, bagi pengunjung yang ingin melihat berbagai produk unggulan di ajang IFEX, registrasi dapat dilakukan secara online melalui laman [ifexindonesia.com/register](https://ifexindonesia.com/register).

Sementara itu, informasi lebih lanjut mengenai produk yang dipamerkan dapat diakses melalui [ifexindonesia.com/visitor/show-preview](https://ifexindonesia.com/visitor/show-preview).

Dengan berbagai inovasi dan keunggulan yang ditawarkan, IFEX 2025 diharapkan dapat terus memperkuat posisi industri furnitur Indonesia di kancah internasional, sekaligus membuka peluang baru bagi para pelaku industri untuk memperluas pasar mereka. (fajri)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img