Panji Festival 2023 Sajikan Tarian Kolaborasi  9 Negara ASEAN

Related Articles

KEDIRI – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Festival Panji Internasional bertajuk ASEAN Panji Festival 2023. Pergelaran yang dihelat di GOR Jayabaya, Kediri, Jawa Timur Senin (16/10/2023) malam ini, melibatkan sembilan negara ASEAN.

Kesembilan negara yang berpartisipasi yaitu Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia sebagai tuan rumah.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti mengatakan, festival ini bekerja sama dengan pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan melibatkan komunitas-komunitas budaya yang ada di tiap daerah.

“Saya berharap cerita Panji akan selalu hidup dan lestari masyarakat dan komunitas dalam skala kecil maupun skala luas,” ujar Irini.

Pergelaran Panji Festival 2023 di GOR Jayabaya, Kediri, Jawa Timur pada Senin (16/10/2023). (Foto : Nicha Ratnasari/Event Nusantara)

 

Pegiat Seni Panji, Wardiman Djojonegoro menuturkan, festival ini merupakan sebuah upaya untuk melestarikan serta memperkuat lagi sastra dan budaya Panji yang ternyata tidak hanya menyebar di Nusantara, tetapi juga di negara-negara ASEAN.

“Sastra dan budaya Panji yang dimulai 7 abad lalu (abad 14), sudah sangat digemari oleh masyarakat sehingga menyebar dari Jawa Timur hingga ke berbagai wilayah Nusantara. Pada abad ke-19, sastra dan budaya Panji menyeberang lautan ke Asia Tenggara. Sastra dan budaya Panji yang popular di Asia Tenggara berubah nama menjadi Inao dan Bussaba. Sejarawan Adrian Vickers menyebutkan pengaruh Panji sebagai A Panji civilization in South-East Asia,” ungkap Wardiman.

Penyelenggaraan ASEAN Panji Festival tahun ini, tambah Wardiman, di samping merupakan bentuk perayaan untuk menghormati warisan bersama (common heritage) yang dimiliki negara ASEAN, juga menjadi media pengikat persahabatan antarnegara melalui budaya.

Baca Juga:   Disbudpar Gelar Aceh Ramadhan Festival di Masjid Raya Baiturrahman

Selama tujuh abad, kata Wardiman, sastra dan budaya Panji telah melewati berbagai masa, perubahan, persepsi, dan perkembangan sosial. Pada masa kini, budaya Panji berkurang atau tidak berkembang meluas karena banjirnya informasi, hiburan, dan terpaan budaya lain yang dikemas lebih baik melalui internet.

“Oleh karena itu, dalam seminar internasional nanti, kita bisa meneliti bagaimana cara terbaik untuk menyebarkan budaya Panji dan mengadaptasi ceritanya ke generasi masa kini,” ujar Wardiman.

Kediri merupakan kota ke-2 setelah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Panji Festival 2023 secara keseluruhan dimulai pada 7-28 Oktober 2023 dan digelar di 5 kota, yakni Yogyakarya, Kediri, Malang, Pasuruan, dan Solo. Di masing-masing kota itu akan digelar pertunjukan kolaborasi Cerita Panji dalam Lakon “Panji Semirang” dari semua negara peserta.

Bambang Pujasworo selaku Art Director Panji Festival 2023 menerangkan, pergelaran ini dibagi ke dalam 10 adegan, dimana setiap adegannya diisi oleh masing-masing negara. “Delegasi Indonesia mengisi untuk adegan ke-8. Di setiap kota, untuk segmen adegan ini kita melibatkan seniman lokal setempat,” jelas Bambi -sapaan akrabnya.

Yang menjadi poin penting dalam pergelaran ini, kata Bambi, adalah pada proses penyelarasan adegan. Karena, dalam menampilkan adegan tersebut di tiap kota melibatkan tim yang berbeda.

“Secara teknis penyelarasannya kendala tidak terlalu banyak. Hanya saja, kondisi panggung yang berbeda-beda di setiap kota. Kalau di Jogja kemarin kita pakai porcenium stage. Sementara di Kediri kita pakai GOR yang disulap sebagai tempat pertunjukkan dan dibangun panggung. Kita harus bisa menyiasati bagaimana cara mereka harus tampil dan keluar panggung. Karena penonton akan melihat dengan jelas. Kalau model porcenium stage kan memang sudah jadi dan bisa hanya disamarkan dengan lampu. Bahkan nanti masih ada 3 kota yang setting panggungnya outdoor,” bebernya.

Baca Juga:   LTTMF 2.0 Dorong Generasi Muda Rawat Musik Tradisi

Sementara itu, Pembina Sanggar Budaya Nusantara, Ambarwati menyebutkan, dalam pergelaran ini pihaknya mengajak 50 seniman lokal asli Kediri untuk ikut tampil di Panji Festival 2023. “Ada 50 penari dari Kediri yang terlibat di pergelaran ini. Kita latihan untuk mempersiapkan ini selama 2 minggu,” sebut Ambar.

Salah seorang delegasi asal Vietnam, Nguyen Anh Tai yang turut memerankan Panji Semirang mengatakan sangat senang bisa terlibat dalam festival ini. Walaupun diakui, dirinya baru kali ini mendengar cerita mengenai Panji Semirang. Nguyen Anh Tai adalah mahasiswa di Vietnam Academy of Dance jurusan Balet Kontemporer.

“Saya baru dengar cerita Panji Semirang ini. Dan saya senang bisa langsung mendapatkan peran Panji Semirang. Di negara saya, ada cerita yang mirip dengan dengan Panji Semirang juga, tapi dengan alur drama yang sedikit berbeda. Jadi tidak sulit bagi saya memainkan peran ini,” ujarnya.

Diketahui, untuk mendalami perspektif Cerita Panji dari masing-masing negara ASEAN, diadakan juga seminar internasional di Yogyakarta (12/10) dan Surabaya (18/10) dengan menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri.

Cerita Panji yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World (MoW) tahun 2017, merupakan karya sastra dan budaya Indonesia yang berkembang pada abad ke-14 Masehi. Cerita yang berkisah mengenai Kerajaan Kadiri ini adalah kisah asli Jawa Timur dan berkembang pesat pada masa Majapahit. Cerita Panji memiliki banyak versi dan tersebar hingga ke wilayah Asia Tenggara. Selain Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatra, kisah Panji juga menyebar hingga ke Thailand, Kamboja, Laos, Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Myanmar.

Baca Juga:   15.110 Orang Mainkan Angklung, Indonesia Pecahkan Rekor Dunia 

Cerita Panji menceritakan petualangan Pangeran Panji Inu Kertapati dan sang pujaan hati, Dewi Sekartaji (Putri Candra Kirana). Keduanya dipisahkan dan harus melampaui berbagai rintangan untuk bersatu kembali. Kisah umum ini diceritakan kembali berkali-kali dengan berbagai latar, karakter, dan nama. Kisah diwarnai dengan berbagai kejadian supernatural dan juga metamorfosis, penyamaran, hingga peralihan gender.

Meskipun dimulai dari pulau Jawa, kisah Panji (Inao) menjadi bentuk bercerita yang seringnya dibangun, diubah, dan digambarkan ulang dalam cerita rakyat dan seni tradisional di berbagai kerajaan Asia Tenggara. Berbagai versi dan kisah Panji (Inao) yang tumbuh bersamaan dengan berpindahnya kisah ini dari Jawa ke berbagai tempat di Asia Tenggara menambah kekayaan dan nilai budaya kisah ini sekarang.

Cerita Panji bisa berbeda dari satu daerah dengan daerah lain, bahkan berbeda antarnegara lainnya. Hal ini karena tidak ada satu Cerita Panji yang baku, pengarang bebas menginterpretasikan Cerita Panjinya masing-masing. Ia tumbuh pada tempat dan waktu tertentu yang dapat dirujuk sebagai latar belakang kisahnya.

Di Bali, cerita Panji disebut Cerita Malat, di negara ASEAN lainnya, Panji disebut Inao. Cerita Panji sangat individualistik, tergantung di mana daerah Cerita Panji itu berkembang. Cerita Panji temanya memang satu, tapi cara menceritakannya beragam.

Keunikan dan kepopuleran Panji menjadi inspirasi munculnya bentuk seni lain, seperti seni rupa, seni sastra, wayang, topeng, ketoprak, dan seni pertunjukan lainnya.  (cha)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img