“Menjamu Benua” Mengawali Rangkaian Erau Adat Kutai

Related Articles

TENGGARONG – Dewa sambil komat-kamit mengucapkan mantra-mantra di hadapan sesajen. Ada 41 jenis makanan yang jadi sesajen, di antaranya nasi tambak, nasi ragi, ayam panggang, ayam yang masih hidup, mandau dan air minum. Dalam prosesnya, musik gamelan dan gendang terus mengiringi selama prosesi.

Sambil sesekali menebar para dewa menebar beras kuning. Didampingi 7 pangkon laki, 7 pangkon bini, 7 dewa, dan 7 belian. Ritual inipun dinamakan Menjamu Benua. Menjadi salah satu rangkaian dari Erau Adat Kutai, yang secara resmi dibuka pada Minggu (24/9/2023) nanti.

Tiga tempat yang jadi lokasi Menjamu Benua. Kepala Benua di depan Kantor Bupati Kukar, Tengah Benua di depan Museum Mulawarman dan Ekor Benua di Tanah Habang Kelurahan Mangkurawang.

Ritual Menjamu Benua yang dilakukan di hadapan Museum Mulawarman Tenggarong. (Rafi’i/Event Nusantara)

 

Secara makna dan kepercayaan, Menjamu Benua menjadi prosesi adat untuk mengingat para leluhur. Sebagai media komunikasi dengan makhluk halus atau gaib untuk meminta keselamatan selama pelaksanaan Erau Adat Kutai.

Baca Juga:   TIFAF 2022 Tonjolkan Kesenian Lokal

“Meminta keselamatan kepada orang halus di sekitar Tenggarong untuk menjaga keselamatan orang yang datang,” ujar Kerabat Kesultanan Bidang Sakral, Awang Imaludin.

Pria yang memiliki gelar Awang Demang Natakrama inipun, berharap pelaksanaan Erau Adat Kutai dapat berjalan sukses seperti tahun-tahun sebelumnya. Serta menjaga ketertiban dan adat istiadat bagi masyarakat Tenggarong, maupun para pengunjung dari luar Tenggarong.

“Selaku pengurus adat meminta agar pengunjung erau menjaga ketertiban dan keamanan,” tutupnya. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img