MAGELANG – Festival Lima Gunung (FLG) XXII berlangsung mulai Jumat (25/8/2023) hingga Minggu (27/8/2023) di Dusun Sudimoro, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kegiatan ini melibatkan 67 kelompok seni dengan 1.635 seniman.
Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang, menilai Festival Lima Gunung memiliki arti penting bagi pariwisata setempat karena ajang seni budaya tersebut mendatangkan pengunjung dari berbagai kota dan luar negeri, serta menghidupkan perekonomian masyarakat.
“Kegiatan ini (Festival Lima Gunung XXII) sangat berarti bagi Kabupaten Magelang, terutama menjadi daya tarik wisata untuk wilayah-wilayah yang ketempatan festival,” kata Kepala Disparpora Kabupaten Magelang, Mulyanto, Jumat (25/8/2023) sore dikutip dari Antara.
Ia mengatakan hal itu disela menghadiri pembukaan Pameran Seni Rupa “Kalis ing Kahanan” pada hari pertama FLG XXII/2023, Jumat (25/8/2023) sore, di Dusun Sudimoro, Desa Baleagung.
Penari menampilkan Tari Soreng Aryo Penangsang Ondrowino saat Festival Lima Gunung (FLG) XXII, Jumat (25/8/2023). (Foto: Antara Foto/Anis Efizudin)
Pameran seni rupa diikuti 63 seniman setempat dan beberapa lainnya dari luar Magelang itu dengan menghadirkan sekitar 70 karya lukisan dan topeng di arena FLG XXII selama 25-27 Agustus 2023.
Festival tahunan tersebut diselenggarakan secara mandiri oleh para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh) Kabupaten Magelang.
Mulyanto mengemukakan penyelenggaraan festival itu menjadi bagian penting yang membesarkan nama Kabupaten Magelang, termasuk terkait dengan kemajuan dan pengembangan kepariwisataan di daerah itu.
Penari Sanggar Manggala Jodhipati menampilkan tari Aryo Penangsang Nggayuh Wahyu saat Festival Lima Gunung (FLG) XXII, Jumat (25/8/2023). (Foto: Antara Foto/Anis Efizudin)
“Ini suatu kemandirian karena ternyata FLG dari tahun ke tahun mampu menyedot wisatawan, ada wisatawan mancanegara datang, ini menjadi pengungkit pariwisata Kabupaten Magelang pascapandemi,” ujarnya.
Selain itu, kata dia, FLG juga memberdayakan masyarakat, terutama kalangan pelaku UMKM karena mereka beroleh kesempatan membuka lapak di arena festival untuk menjual berbagai produk usahanya.
Festival selama tiga hari itu menyuguhkan berbagai pementasan, seperti tari-tarian, musik, puisi, performa seni, pentas kolaborasi seni, teater, kirab budaya, dan pidato kebudayaan.
Penari Sanggar Ajisetyo Manunggal menampilkan tari Dayakan Rayung saat Festival Lima Gunung (FLG) XXII, Jumat (25/8/2023). (Foto: Antara Foto/Anis Efizudin)
Puluhan grup kesenian dari berbagai kelompok seni di daerah itu, luar kota, dan luar negeri menggelar pementasan di panggung raksasa yang dibuat warga bersama Komunitas Lima Gunung menggunakan berbagai bahan alami. (en/ant)