JAKARTA – Tahun 2022 adalah tahun kebangkitan industri pariwisata setelah 2 tahun terpuruk akibat hantaman pandemi Covid-19. Para pelaku industri pariwisata berharap industri ini akan segera pulih dan capaian angka-angka akan kembali seperti pada 2019 dalam waktu cepat.
Para pelaku industri pariwisata saat melihat adanya ketidakpastian perkembangan industri pada 2023. Mereka khawatir dampak resesi yang saat ini melanda negara-negara di Eropa dan Amerika akibat kenaikan harga energi imbas dari kejadian perang Rusia dengan Ukraina pengaruhnya akan sampai ke Indonesia.
Kekhawatiran lainnya adalah pembatasan turis China akibat pandemi Covid-19 yang kembali melanda sebagian wilayah negara tirai bambu yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Terakhir, tahun 2023 sebagai tahun politik, dimana Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi pada 14 Februari 2024 yang tentunya persiapan dan tahapan-tahapan kampanye akan dimulai pada 2023 dikawatirkan akan dapat mempengaruhi kunjungan wisatawan dari mancanegara dan wisatawan nusantara serta mempengaruhi investasi pada industri pariwisata.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutannya saat membuka seminar ‘Indonesia Tourism Outlook 2023’ yang digelar di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta pada 19 Januari 2023 mengatakan, “Saya punya datanya, di tahun politik ini bukan tahun wait and see, tapi tahun yang penuh peluang investasi. Taglinenya tahun 2024 bukan wait and see tapi ‘segera investasi’, untuk berwisata di Indonesia.
Menparekraf menambahkan tahun politik ini bagus bagi pariwisata dan ekonomi kreatif, karena pasti banyak kegiatan di hotel-hotel yang tentunya akan menambah okupansi. Menurutnya kegiatan kampanye yang dilakukan oleh partai politik sudah saatnya berubah, generasi milenial tidak menyukai bentuk kampanye yang biasa-biasa saja berupa pawai kendaraan, panggung orasi di lapangan dan lain sebagainya. Mereka mau kampanye yang kreatif serta cerdas.
“Saya pernah sampaikan saat kunjungan di Kampung Kopi yang berada di Bondowoso agar bisa undang semua partai dengan calegnya untuk melakukan kegiatan yang menberdayakan, diskusi, pelatihan, pendampingan. Dan menurut saya sudah berubah total bahwa politik yang tidak bersuka cita sudah ditinggalkan oleh anak-anak milenial, mereka maunya yang ‘happy-happy’,” ujar Sandi.
Untuk dapat melakukan upaya ini tentunya dibutuh keberanian pengelola destinasi. Partai politik sudah saatnya menggunakan jasa dari pihak ketiga dalam melakukan kegiatannya agar bisa menyesuaikan dengan generasi milenial, untuk itu dibutuhkan peran public relation company, event organizer serta perusahaan pemasok peralatan event (vendor).
Sementara untuk menggarap peluang investasi pariwisata di daerah menurutnya, dibutuhkan peran serta kreatifitas pengelola daerah. Kepala daerah harus bisa melihat peluang yang ada di daerahnya, selanjutnya dia akan berusaha gandeng investor, membuka jalan lalu memberikan opsi-opsi yang yang menguntungkan. Cara seperti itu tentunya akan diminati oleh calon investor.
“Seorang kepala daerah yang melihat peluang, lalu dia gandeng investor, dia bukakan jalan dan memberikan suatu opsi-opsi yang belum terpikirkan,” jelas Sandi.
Seminar Indonesia Tourism Outlook 2023 digelar oleh Forum Wartawan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) bekerjasama dengan Himpunan Anak Media (HAM). Acara yang bertajuk ‘Prospek Pariwisata dan Investasi Industri Hospitality di Tahun Politik’ diselenggarakan di Hotel Artotel Suites Mangkuluhur adalah acara tahunan dan saat ini memasuki tahun ketiga.
Selain Menparekraf acara ini juga dihadiri oleh Doni Oskaria, Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia; Sapta Nirwandar, mantan Wamen Parekraf; Pauline Suharno, Ketua DPP Astindo dan Presiden Federation of Asean Travel Agent Association (FATA); Erastus Radjimin, CEO Artotel Group; Pandu Sjahrir Managing Partners Indies Capital dan Avina Sugianto, Venture Partner East Ventures. (hds)