TARAKAN – Setelah vakum selama hampir dua tahun akibat pandemi Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan kembali menggelar Festival Iraw Tengkayu pada 1-8 Oktober 2022. Pemkot menyebut festival tahun ini bakal banyak kemeriahan karena rangkaian acara selama sepekan.
“Tahun ini kembali kami laksanakan setelah hampir dua tahun. Dulu kita laksanakan di Desember, sekarang Oktober. Kalau di Desember itu suka bersamaan dengan agenda lain. Tahun ini akan lebih meriah, terlihat dari rangkaian durasi yang lebih panjang,” kata Wali Kota Tarakan, Khairul, Selasa (27/9/2022) dikutip dari merdeka.com.
Khairul membeberkan, Iraw Tengkayu tahun ini tidak sekadar diisi dengan festival budaya, namun juga dengan sejumlah pentas kesenian, pameran UMKM hingga permainan dan kuliner tradisional. “Waktunya lebih lama, kita sampai seminggu. Jadi, pasti lebih meriah,” ungkapnya.
Dengan adanya kemeriahan ini, Khairul berharap Festival Iraw Tengkayu tahun ini bisa mendongkrak pariwisata di wilayahnya. Selain itu, pendapatan dari sektor UMKM juga terus meningkat. Sehingga, bisa memberikan manfaat yang besar untuk masyarakat Bumi Paguntaka.
“Untuk sektor pariwisata saat ini kita di angka 2 persen pendapatan daerah. Mayoritas memang masih dari UMKM yakni 67 persen. Kita berharap agar event ini bisa meningkatkan pariwisata dan sektor UMKM di Tarakan,” terangnya.
Iraw Tengkayu sendiri, saat ini sudah masuk ke dalam 100 event kalender nasional. Saat festival bakal dihadiri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno serta perwakilan dari sejumlah negara sahabat. “Sejauh ini persiapan sudah 90 persen. Kami siap melaksanakan,” tuntasnya.
Sekadar informasi, Iraw Tengkayu memiliki dua arti yaitu Iraw sebagai perayaan sementara Tengkayu ialah pulau kecil di tengah laut yakni pulau Tarakan. Upacara yang dilakukan masyarakat adat Tidung sudah berlangsung turun temurun. Inti kegiatan akan diisi ritual Parade Padaw Tuju Dulung (perahu tujuh haluan) dengan melepaskan perahu berisi makanan atau pakan ke laut.
Sebelum dilepas ke laut, perahu bercorak tiga warna kuning, hijau dan merah akan diarak keliling kota. Setiap warna memiliki makna masing-masing, salah satunya kuning yang melambangkan kehormatan atau sesuatu yang diagungkan. Karenanya, warna ditempatkan paling atas dari Padaw Tuju Dulung. Di perahu ini ada satu tiang tertinggi yang mengartikan bahwa penguasa tertinggi alam semesta adalah Allah SWT.
Tak hanya itu, Padaw Tuju Dulung juga memiliki 5 tiang yang melambangkan salat lima waktu untuk umat Islam. Tiang ini yang nantinya diperuntukkan sebagai lokasi mengikat kain sebagai atap atau yang dikenal masyarakat sekitar sebagai pari-pari dan tempat mengikat kain yang dihubungkan ke haluan perahu untuk sisi kanan dan kiri. Di bagian tengah perahu terdapat rumah bertingkat tiga yang disebut meligay. Di bawah meligay ini lah sesaji berisi makanan disimpan. (en)