Jogja Cross Culture 2022 Digelar di Teras Malioboro

Related Articles

YOGYAKARTA – Jogja Cross Culture akan kembali digelar secara offline di kawasan Teras Malioboro II pada 14-15 Mei 2022. Kegiatan seni pertunjukan yang mengkolaborasikan atraksi seniman-budayawan lintas bidang itu mengusung tema Sulih Luwih Pulih.

“Jogja Cross Culture menjadi salah satu indikator dan referensi para seniman dan budayawan dunia terkait perkembangan seni dan budaya yang bermuara di Yogyakarta,” kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Selasa (10/5/2022).

Sejak pertama kali digelar pada 2019, Jogja Cross Culture menjadi semacam barometer event dan edukasi seniman, budayawan, masyarakat Yogya dengan pelaku seni nasional dan mancanegara. Di ajang ini, mereka saling memperkenalkan produk lintas budaya yang berkembang dari masa ke masa.

Event Jogja Cross Culture terinspirasi dari sejarah Kota Yogyakarta yang lahir dan tumbuh sebagai wilayah dengan identitas budaya yang kental. “Bukan hanya budaya Jawa, tapi beragam lintas budaya juga ada di Yogyakarta, yang menjadikan kota ini memiliki predikat sebagai kota budaya di Indonesia,” kata Heroe.

Baca Juga:   Cap Go Meh Sekolah Karangturi Arak 1.000 Naga

Dia mengatakan, melalui event ini bukan hanya seniman dan budayawan yang terlibat, tapi juga masyarakat secara umum. “Harapan kami makin banyak pihak terpapar serta teredukasi terkait pertumbuhan seni dan budaya yang terjadi,” kata dia.

Program Director Jogja Cross Culture 2022 Raden Mas Altiyanto Henryawan mengatakan, perhelatan yang dipusatkan di sentra baru pedagang kaki lima Malioboro itu diyakini bakal disambut antusias wisatawan. “Event ini kami rancang dengan konsep yang mengutamakan kolaborasi dan keberagaman,” kata dia.

Mulai dari pertunjukan dramatari musikal, street art, visualisasi lagu-lagu yang bertemakan Yogyakarta, flashmob para PKL Malioboro dan Drummer Guyub Yogyakarta (DGYK) hingga Sarkem Percussion. “Tak hanya seniman dan budayawan, kelompok seni 14 kecamatan,”  kata Altiyanto.

Selain itu, Altiyanto mengatakan, ada partisipan berbagai sanggar seni dalam dan dari luar negeri terlibat. “Peserta dari mancanegara salah satunya dari Ekuador,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan tema Sulih Luwih Pulih Jogja Cross Culture memiliki makna agar kegiatan seni dan budaya di Yogyakarta bisa kembali pulih pasca dua tahun surut akibat pandemi Covid-19.

Baca Juga:   Festival Prambanan Musik Senja Hadirkan Rizky Febian dan Mahalini

“Dengan situasi Covid-19 yang melandai ini menjadi momentum tepat menstimulus titik balik kegiatan seni dan budaya yang makin bervariasi di Yogya,” kata Yetti. (tempo/en)

Foto: tempo.co

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img