JAKARTA – Konferensi tingkat internasional di bidang pendidikan tinggi, Higher Education Partnerships Conference (HEPCON) Indonesia 2024 berlangsung di Balai Kartini Convention Center, Jakarta pada 29-31 Agustus 2024.
Kegiatan yang didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), rektor perguruan tinggi negeri, sejumlah kedutaan besar, serta pusat pendidikan asing tersebut diikuti 200 universitas dari 20 negara, termasuk Indonesia.
HEPCON Indonesia 2024 menjadi platform yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan di sektor pendidikan tinggi melalui program-program seperti seminar B2B, lokakarya, dan pertemuan kemitraan.
Head Committee HEPCON, Michael, menyampaikan, acara ini bertujuan untuk menjadi ajang global yang mempertemukan lembaga dan program pendidikan tinggi dari seluruh dunia dengan lembaga pendidikan tinggi di Indonesia, guna menjalin kolaborasi dan mendapatkan wawasan bersama.
“Tidak hanya memfasilitasi kolaborasi antar lembaga pendidikan tinggi, HEPCON juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia,” terang Michael dalam sambutannya, Kamis (29/8/2024).
Pameran pendidikan tinggi dan konferensi tingkat internasional HEPCON 2024 yang digelar di Balai Kartini, Jakarta. (Foto: Nicha/Event Nusantara)
Selain itu, Michael pun menuturkan, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, HEPCON dapat menjadi wadah untuk memasuki era kolaborasi baru yang masih belum sepenuhnya dieksplorasi oleh banyak kalangan.
HEPCON berkomitmen untuk menciptakan ruang inklusif bagi institusi pendidikan tinggi, dunia usaha, dan asosiasi sekolah dengan menyediakan wadah untuk berkumpul, berbagi, serta tumbuh dan berkembang bersama secara kolektif, menghadirkan solusi inovatif dan sinergi yang tak terbatas.
“HEPCON adalah tentang membangun dunia yang penuh peluang dengan berfokus pada kemitraan dan kolaborasi,” ujar Michael.
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, Ganefri yang turut hadir dalam acara tersebut, menyoroti pentingnya kolaborasi internasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
“Saya yakin bahwa diskusi dan kolaborasi yang muncul dari acara ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi kesenjangan dalam kesetaraan pendidikan dan mendorong komunitas akademik global yang lebih saling terhubung dan tangguh,” tuturnya.
Sementara itu, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi menyoroti bahwa tantangan global, seperti pandemi dan perubahan teknologi, memerlukan kerja sama antara negara-negara untuk memperkuat sistem pendidikan tinggi.
Boroujerdi menekankan pentingnya berbagi pengetahuan dan sumber daya untuk membangun jaringan pendidikan yang kuat, terutama di kawasan Asia yang memiliki banyak hubungan budaya dan sejarah. Selain itu, lanjutnya, Iran turut berkomitmen dalam memajukan pendidikan tinggi dan memperkuat kolaborasi internasional.
“Dengan bekerja sama, berbagi pengetahuan dan sumber daya, kita dapat membangun jaringan yang mendukung pertumbuhan universitas kita, serta memperkaya budaya dan masyarakat kita,” tutup Boroujerdi. (cha)